Bandara Soetta Jadi Pintu Masuk RI, Bagaimana Kondisinya di Sana?

Bandara Soetta Jadi Pintu Masuk RI, Bagaimana Kondisinya di Sana?

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 29 Sep 2021 13:13 WIB
Calon penumpang melengkapi persyaratan penerbangan tes Covid-19 menggunakan aplikasi SehatQ di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten (11/12). Startup bidang health tech SehatQ menjadi mitra resmi PT Angkasa Pura II (Persero) guna mempermudah para penumpang dalam proses tes Covid-19 yang dipersyaratkan.
Bandara Soetta Jadi Pintu Masuk RI, Bagaimana Kondisinya?
Jakarta -

Pintu masuk Indonesia dibatasi dan diperketat. Kementerian Perhubungan mengatakan hal ini dilakukan untuk mencegah COVID-19 varian Mu hingga Lambda masuk. Apalagi menurut Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati hingga kini dua virus varian baru COVID-19 ini sudah ada di negara tetangga.

"Alasan pembatasan pintu masuk kita sadari karena ada varian virus baru dari COVID-19 di beberapa negara sudah ada. Varian Mu dan Lambda sudah ada di negara tetangga. Maka Presiden instruksikan pintu masuk dibatasi," ungkap Adita beberapa waktu lalu.

Hanya dua bandara ini yang boleh menerima penerbangan internasional, salah satunya Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Cengkareng. Kementerian Kesehatan bersama Satgas COVID-19 dan Komisi IX DPR pun meninjau layanan tes PCR dan protokol kesehatan di Terminal Kedatangan Luar Negeri Bandara Soetta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota Komisi IX dari Fraksi PKB, Arzeti Bilbina menilai Bandara Soetta sudah cukup baik memperketat pelaksanaan prokes di sekitar lokasi kedatangan International, tepatnya di Terminal 3 Bandara Soetta.

"Kita melihat langsung kedatangan dari pintu International. Saya melihat sudah sangat baik pelaksanaannya, dengan dilakukannya PCR, jaga jarak kepada seluruh WNI dan juga WNA yang baru tiba di Tanah Air. Ini sangat penting dilakukan, demi menekan penyebaran Covid-19. Antisipasi dan pelaksanaannya sudah bagus," kata Arzeti.

ADVERTISEMENT

"Siapapun wajib dilakukan PCR ketika sudah tiba di Tanah Air. Lalu dilanjutkan dengan karantina dan kembali dilakukan PCR lagi. Ini dilakukan untuk benar-benar mendeteksi dan memastikan, bahwa orang-orang ini tidak terjangkit Covid-19," sambung Arzeti.

Namun demikian Arzeti juga mendapat informasi terkait harga PCR di Bandara Soetta yang mematok harga 695 ribu rupiah, hampir 30% lebih mahal dari harga yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi, yaitu 495 ribu rupiah. Namun, Arzeti mengaku belum melihat langsung daftar harga PCR di Bandara Soetta.

"Mengenai harga PCR di Bandara Soetta saya belum melihatnya secara langsung. Nanti kita akan kroscek. Mestinya sesuai dengan yang diamanahkan pemerintah," tandas Arzeti.

Kini masih banyak tamu hotel karantina yang mengeluhkan lamanya hasil PCR I keluar. 'Tidak seperti yang dijanjikan dalam 2 jam keluar. Saya datang tanggal 21 September kemarin tanggal 28 September belum keluar", ungkap salah satu tamu di Hotel berbintang lima di kawasan Sudirman ini.

Keluhan seperti ini bukan hanya alami oleh M. X saja, tamu-tamu hotel lainnya juga mengeluhan hal yang sama. "Saya sampai harus telpon sana sini untuk mendapatkan hasil PCR I saya, karena saya sudah selesai karantina, kalo hasil PCR I belum ada tidak bisa di proses. Hasil PCR II malah sudah keluar", ungkapnya dengan nada kesal. Dengan kejadian tersebut para tamu berharap ini menjadi perhatian dari pihak yang terkait baik otoritas bandara maupun penyelenggara pelayanan test PCR di bandara Soekarno Hatta khususnya untuk tamu hotel-hotel.

Halaman 2 dari 2
(aid/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads