Tren belanja online mengalami kenaikan selama pandemi COVID-19. Hal ini karena terbatasnya ruang gerak masyarakat di luar rumah sehingga beralih ke belanja dengan metode digital atau belanja online.
Di tengah tren ini bisnis kurir atau jasa pengiriman kian menjanjikan. Apalagi dengan tingginya nilai transaksi ekonomi digital di Indonesia sesuai dengan hasil studi Google, Temasek dan Bain & Company transaksi ekonomi digital Indonesia diramal mencapai US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.700 triliun pada 2025. Ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
Karena itulah peran kurir sangat dibutuhkan untuk menopang transaksi tersebut. Direktur Utama Citra Van Titipan Kilat (TIKI) Yulina Hastuti menjelaskan, agar bisa bertahan dan tetap melayani konsumen perusahaan jasa pengiriman harus berubah mengikuti cepatnya perubahan zaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena belanja online ini adalah sebuah normal baru yang dipastikan akan terjadi. "Hal ini akan mendisrupsi sektor bisnis, terutama bisnis ritel di Indonesia dan di dunia," kata dia, Jumat (1/10/2021).
Nah tren kenaikan belanja online ini akan membangun sebuah ekosistem raksasa. Hal ini akan mengintegrasikan rantai bisnis mulai dari produsen barang, toko online untuk distribusi, sistem pembayaran hingga jasa kurir.
Menurut Lena perusahaan kurir juga harus memiliki banyak strategi untuk mengikuti keinginan konsumen yang cepat berubah di era digitalisasi ini.
TIKI saat ini sudah berupaya untuk memenuhi keinginan konsumen misalnya dengan membangun layanan berbasis digital untuk melakukan transaksi pengiriman mulai dari booking, pick up, tracking hingga pembayaran.