Intip Panen Porang di Kulon Progo, Tanaman Liar Bawa Cuan Jutaan Rupiah

Intip Panen Porang di Kulon Progo, Tanaman Liar Bawa Cuan Jutaan Rupiah

Jalu Rahman Dewantara - detikFinance
Minggu, 03 Okt 2021 15:30 WIB
Petani Porang
Foto: Petani Porang (Jalu Rahman Dewantara/detikcom)
Kulon Progo -

Seorang petani di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berhasil mengolah lahan kosong menjadi tempat budidaya tanaman Porang. Tanaman yang dulu dianggap liar itu kini sudah memasuki masa panen dan menghasilkan cuan yang melimpah.

Ialah Desti Puji Lestari (28) sosok petani milenial yang sukses membudidayakan tanaman Porang di Kulon Progo. Perempuan asal Kalurahan Karangwuluh, Kapanewon Temon, Kulon Progo ini menggeluti usaha budidaya Porang sejak 2019 silam.

"Awal mula menanam Porang ini di 2019. Saya tertarik menanam Porang karena memang di Indonesia ini sedang menjadi idola, jadi porang ini diekspor ke beberapa negara dan bisa diolah menjadi beras sirataki, mie, tahu yang memang itu rendah kalori dan disukai sama penduduk di beberapa negara. Untuk di Indonesia sendiri beberapa orang sudah mengkonsumsi beras yang terbuat dari Porang ini," ucap Desti saat ditemui di kediamannya, Minggu (3/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desti menanam porang di lahan seluas 3 hektar di wilayah Kapanewon Kokap. Di sana ia menanam sekitar 60.000 bibit yang proses penanamannya dilakukan secara bertahap. Dalam kurun waktu 3 tahun, bibit itu berkembang dan akhirnya bisa dipanen pada pertengahan 2021 ini.

"Karena penanamannya bertahap ya, jadi waktu panen gak bisa serentak. Untuk yang sudah bisa dipanen sekarang sekitar 5 ton, sisanya masih menunggu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Usaha budidaya Porang yang ditekuni Desti ini tergolong cukup sukses. Setidaknya dalam segi penghasilan, di mana ia bisa meraup uang puluhan juta rupiah untuk sekali panen. Adapun hasil panen ini telah dikirim ke sejumlah daerah di Indonesia, di antaranya Kediri, Jawa Timur dan Magelang, Jawa Tengah.

"Kalau omzetnya saat ini kisaran Rp25-30 juta, tapi itu baru dari umbinya, belum termasuk katak (buah yang tumbuh di antara batang tanaman porang) dan umbi porang ukuran kecil untuk bibit. Itu semua bisa dijual," ucap Desti.

Desti menjelaskan untuk umbi yang biasanya diolah menjadi tepung saat ini harganya berkisar Rp5.500 per Kg. Sementara untuk katak per Kg nya menyentuh angka Rp 150.000 dan bibit porang Rp 14.000.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Menurutnya harga ini mengalami penurunan dibandingkan saat sebelum pandemi COVID-19. Adapun sebelum pagebluk melanda, harga untuk umbi Porang menyentuh angka Rp 12.000 per Kg, katak sekitar Rp 200.000 per kg dan bibit kisaran Rp 20.000-Rp30.000. "Memang sekarang saat pandemi ini ada penurunan," ujarnya.

Dilansir dari situs Kementerian Pertanian RI, pertanian.go.id, dijelaskan bahwa tanaman porang atau bahasa latinnya Amorphophallus oncophyllus adalah tanaman yang toleran naungan hingga 60%. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl.

Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan dibawah naungan tegakan tanaman lain. Untuk bibitnya biasa digunakan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung.

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya.

Berangkat dari ini, Kementan mendorong potensi umbi porang untuk dikembangkan lagi, sehingga volume ekspor turun meningkat. Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros.



Simak Video "Intip Petani Milenial Panen Porang, Tanaman Liar yang Hasilkan Cuan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads