RI Punya 'Harta Karun' Berlimpah, Ada Apa Saja?

RI Punya 'Harta Karun' Berlimpah, Ada Apa Saja?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 04 Okt 2021 13:54 WIB
Laut Natuna yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau menjadi salah satu lokasi favorit para kapal asing pencuri ikan. Begini keindahan Laut Natuna.
Laut Natuna/Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta -

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya, terutama dari segi sumber daya alamnya. Tidak hanya itu, tahukah kamu kalau Tanah Air kita ini menyimpan sejumlah 'harta karun' yang memiliki nilai jual tinggi.

Meski demikian, sejumlah warisan 'harta karun' yang kita miliki ini ada yang sudah dimanfaatkan dengan cukup baik, namun aja juga yang masih belum bisa dimanfaatkan secara optimal.

Apa saja kekayaan yang tersimpan di Tanah Air? Berikut sejumlah 'harta karun' yang dimiliki Indonesia:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Energi (Minyak dan Gas)

Indonesia disebut-sebut memiliki harta karun energi yang nilainya luar biasa. Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan hasil restrukturisasi PT Pertamina yang ia lakukan pada beberapa pekan yang lalu sudah menunjukkan hasil salah satunya penemuan sumber gas dan minyak.

"Seperti yang kita ketahui bahwa transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN ini terus terjadi. Hasilnya sudah terlihat, kalau kita lihat kemarin bagaimana Pertamina setelah kita lakukan konsolidasi itu kita bisa lihat sub-subholdingnya sudah menghasilkan dengan baik," kata Erick beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

Dia menyebut, salah satu hasilnya yaitu penemuan harta karun sumber gas dan minyak yang selama ini kekurangan. Kemudian, beberapa keuntungan subholding lain yang berhasil dikumpulkan pun turut dia sampaikan.

"Contohnya saja yang selama ini kita kekurangan daripada penemuan sumber gas dan minyak setelah dikonsolidasi kita dapat temuan baru 204 juta barel. Dan yang terpenting hulu (Subholding Upstream) sekarang untung US$ 1 miliar di atas target jauh," ujarnya.

Selain itu, kinerja Subholding Refinery and Petrochemical pun mencatatkan laba pada semester pertama sebesar US$ 322 juta. Tadinya, kata Erick, subholding ini menjadi beban namun kemudian mencetak keuntungan. "Petrochemical-nya yang tadinya menjadi beban sekarang untung US$ 322 juta," tuturnya.

2. Logam Tanah Jarang

Selain migas, Indonesia juga memiliki 'harta karun' terpendam yang super langka. Namun sangat disayangkan karena tidak banyak orang yang mengetahui, 'harta karun' ini belum dikembangkan.

Mengutip CNBC Indonesia, 'harta karun' terpendam super langka ini bernama logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element. Komoditas ini dinamakan logam tanah jarang karena didasarkan pada asumsi yang menyatakan bahwa keberadaan logam tanah jarang ini tidak banyak dijumpai. Namun pada kenyataannya, LTJ ini melimpah, melebihi unsur lain dalam kerak bumi.

Banyaknya negara yang mengincar logam tanah jarang ini bukan tanpa alasan, karena di tengah kemajuan teknologi saat ini, logam tanah jarang ini sangat dibutuhkan. Logam tanah jarang merupakan bahan baku peralatan teknologi, mulai dari baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB). Selain itu, bisa juga untuk bahan baku kendaraan listrik hingga industri pertahanan atau peralatan militer.

Indonesia memang belum memiliki data utuh terkait total sumber daya logam tanah jarang ini karena masih minimnya penelitian terkait LTJ di Tanah Air. Namun berdasarkan buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" oleh Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2019, sumber daya logam tanah jarang yang berhasil diteliti di beberapa wilayah tercatat mencapai 72.579 ton, berasal dari endapan plaser dan endapan lateritik.

3. Perikanan dan Kelautan

Indonesia memiliki 'harta karun' yang bisa diolah secara terus-menerus berupa kekayaan laut yang diperkirakan mencapai US$ 1.338 miliar atau sekitar Rp 19.133 triliun (kurs Rp 14.300) per tahun. Harta karun tersebut mencakup perikanan tangkap, budi daya, hingga industri bioteknologi.

Mengutip berita detikcom 6 Maret 2021, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja mengatakan potensi ini harus dioptimalkan betul, khususnya bagi para pengusaha-pengusaha tanah air.

"Kira-kira kekayaan laut kita sekitar US$ 1.338 miliar per tahun, ini dari semua sisi dari perikanan tangkap, perikanan budidaya dan industri pengolahan dan seterusnya. Ini peluang, kita baru sentuh perikanan tangkap saja, kita belum sentuh bioteknologi," kata Sjarief dalam Rapat Kerja Nasional Hipmi 2021.

Perlu diketahui, potensi kekayaan ekonomi sektor kelautan atau harta karun Indonesia sebesar US$ 1.338 miliar ini tersebar di 11 sektor yaitu perikanan tangkap yang potensinya US$ 20 miliar, perikanan budidaya US$ 210 miliar, industri pengolahan US$ 100 miliar, industri bioteknologi US$ 180 miliar, energi dan sumber daya mineral termasuk garam dan BMKT US$ 210 miliar.

Selanjutnya, potensi harta karun ini ada di pariwisata bahari US$ 60 miliar, transportasi laut US$ 30 miliar, industri dan jasa maritim US$ 200 miliar, coastal forestry US$ 8 miliar, sumber daya wilayah pulau-pulau kecil US$ 120 miliar, dan sumber daya non konvensional US$ 200 miliar.

Lihat juga Video: Pengejaran Kapal Malaysia Tepergok Curi Ikan di Selat Malaka

[Gambas:Video 20detik]




(ara/ara)

Hide Ads