Jakarta -
Pembentukan holding pariwisata dan pendukung BUMN terus berjalan. Direksi dan komisaris di induk holding yakni PT Aviasi Pariwisata Indonesia pun telah ditetapkan.
Triawan Munaf telah ditetapkan sebagai komisaris utama perusahaan yang dulunya bernama PT Survai Udara Penas ini. Triawan menyebut, akan segera bekerja setelah mendapat penugasan ini.
"Segera. Terima kasih ya," katanya saat dikonfirmasi detikcom saat ditanya kapan mulai bertugas, Senin (4/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut jajaran Komisaris & Direksi PT Aviasi Pariwisata Indonesia
Komisaris:
1. Triawan Munaf (Komisaris Utama sekaligus sebagai Komisaris Independen)
2. Odo Manuhutu (Komisaris)
3. Wihana Kirana Jaya (Komisaris)
4. Elwin Mok (Komisaris Independen)
Direksi:
1. Dony Oskaria (Direktur Utama)
2. Edwin Hidayat Abdullah (Wakil Direktur Utama)
3. Herdy Rosadi Harman (Direktur)
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, pembentukan holding ini tidak akan berdampak pada pegawai. Sebab, perusahaan-perusahaan anggotanya tetap ada dan berjalan normal.
"Masing-masing perusahaan kan masih ada dan berjalan normal, hanya sekarang bisnisnya end to end-nya jelas antar perusahaan," ujarnya.
BUMN mana saja yang masuk ke holding BUMN Pariwisata? Baca di halaman selanjutnya
Sejumlah BUMN akan bergabung dalam holding pariwisata ini. BUMN itu yakni PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau INA, PT Sarinah (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) atau TWC, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Dalam catatan detikcom, Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menjelaskan mekanisme pembentukan holding sebenarnya tinggal menunggu peraturan pemerintah (PP) ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, terdapat dua isu lainnya yang harus dibereskan. Pertama terkait ITDC sebagai salah satu BUMN yang memiliki peran utama dalam pengembangan destinasi pariwisata. Perusahaan pelat merah tersebut ditargetkan menjadi anggota holding pada akhir tahun 2021 pasca proses PMN kepada ITDC.
"Ditarget Q4 2021 ini ITDC adalah proses inbrengnya memang secara teknis akan dilakukan setelah PMN-nya (penyertaan modal negara) disetujui. Sebetulnya PMN sudah disetujui, tinggal menunggu PP juga," katanya dalam Rakornas Parekraf Tahun 2021, Senin (27/9/2021).
Selanjutnya, Garuda Indonesia yang memiliki peran utama dalam konektivitas dan mobilitas penduduk dan kegiatan pariwisata di Indonesia, ditargetkan menjadi bagian anggota holding di tahun 2023.
"Nanti kita menunggu restrukturisasi yang dilakukan oleh Garuda, dan ini masih waktunya di 2023," tuturnya.
Pada kesempatan lain, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pembentukan holding ini akan dilakukan melalui tiga tahap penataan dan pengembangan portofolio sub kluster. Tahap pertama pada Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, INA, Sarinah, dan TWC. Langkah tersebut ditargetkan pada kuartal II 2021.
Tahap kedua pada ITDC dengan target kuartal IV. Proses inbreng akan dilakukan pasca PMN 2021 kepada ITDC. Lalu, tahap ketiga mencakup Garuda Indonesia. Langkah ini menunggu restrukturisasi selesai.