Belum lama ini terdapat laporan yang mengatakan sebagian besar saham Evergrande bakal dibeli oleh pesaingnya, salah satu perusahaan pengembang real estat China.
Melansir dari CNN, Selasa (5/10/2021), pengembang properti tersebut adalah Hopson Development Holding Co. Dilaporkan bahwa mereka akan mengakuisisi sekitar 51% saham uni manajemen properti Evergrande.
Hal ini terjadi di saat Evergrande masih berjuang mengumpulkan uang untuk membayar utangnya sebesar US$ 305 miliar atau sekitar Rp 4 ribu triliun. Hopson sendiri merupakan salah satu pengembang properti yang terbesar di daratan China. perusahaan ini berbasis di Beijing dan Guangzhou.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip media milik pemerintah China, Global Times, kesepakatan itu sendiri akan dilakukan dengan nilai sebesar 40 miliar dolar Hong Kong atau setara US$ 5,14 miliar (sekitar Rp 73,5 triliun bila dihitung dengan asumsi kurs Rp 14.300/dolar AS).
Kabar mengenai kesepakatan itu semakin berembus kencang setelah perdagangan saham Hopson, Evergrande, bersama dengan unit manajemen propertinya sedang ditangguhkan sementara di pasar saham Hong Kong pada Senin (4/10) kemarin.
Dalam pernyataan terpisah kepada CNN Business, Hopson mengatakan bahwa mereka tidak akan mengomentari rumor pasar. Pihaknya menegaskan kalau mereka akan membuat pengumuman resmi.
Lanjut ke halaman berikutnya.
Sebagai informasi, seperti yang sudah diketahui sebelumnya kalau saat ini Evergrande sedang tertekan di bawah utang senilai US$ 305 miliar atau setara Rp 4.331 triliun.
Karena utang tersebut, akhir-akhir ini Evergrande sedang berjuang untuk bertahan dari krisis utang yang sedang mereka alami dengan cara berburu pembeli untuk beberapa bisnisnya saat ini.
Belum lama ini Evergrande menjual sejumlah sahamnya senilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,3 triliun ke sebuah bank komersial. Uang tersebut digunakan untuk membayarkan sebagian hutangnya kepada sejumlah investor.
Oleh karenanya, guna meredam kondisi utang Evergrande yang semakin memburuk, dalam beberapa pekan terakhir Pemerintahan China di Beijing telah mengalihkan fokusnya untuk membatasi dampak dari krisis dan melindungi warga biasa yang juga terdampak kasus ini. Hal ini dilakukan oleh pemerintah menyusul protes massal dan di pasar global.
(fdl/fdl)