Sektor Pariwisata Digenjot Lagi, Ini Kuncinya Biar Bisa Moncer

Sektor Pariwisata Digenjot Lagi, Ini Kuncinya Biar Bisa Moncer

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 06 Okt 2021 17:08 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi/Foto: (Thinkstock)
Jakarta -

Melihat penurunan kasus COVID-19 di Indonesia, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) mulai dibuka kembali. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membuat kesepakatan dengan Kemenparekraf untuk menggenjot lagi sektor tersebut.

Ruang lingkup nota kesepakatan tersebut meliputi pengembangan produk wisata, pertukaran dan pemanfaatan data dan informasi, pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan untuk riset, edukasi dalam bidang ekonomi kreatif, peningkatan kapasitas SDM pariwisata dan ekonomi kreatif.

Pasalnya, saat ini pelaku masyarakat mulai berubah, dan dibarengi dengan tren pariwisata yang telah bergeser. Kadin mencontohkan seperti liburan tanpa banyak bersentuhan dengan orang lain agar tetap aman, yaitu staycation.

"Ini bisa membangkitkan usaha perhotelan. Tapi tidak cukup itu, penyedia hotel juga harus inovatif misalnya menawarkan paket WFH, melengkapi sertifikasi CHSE, menyiapkan outdoor dining untuk menjaga jarak. Itu salah satu contoh," ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid dalam keterangannya Rabu (6/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, Arsjad menekankan terobosan digital tourism sebagai salah satu strategi yang efektif dalam mempromosikan berbagai destinasi dan potensi pariwisata Indonesia melalui berbagai platform.

Digital tourism tidak hanya sekadar mengenalkan, namun juga menyebarkan keindahan pariwisata secara luas untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Tren ini merupakan inovasi dan lompatan besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia saat pandemi. Kadin Indonesia dengan sangat senang hati membantu pemerintah. Saat ini, semua dilakukan melalui internet, mulai merencanakan perjalanan, pre-on-post journey, hampir seluruhnya dilakukan secara digital," jelasnya.

"Bangun juga spot-spot wisata Instagramable menjadi salah satu strategi mempromosikan tempat wisata secara gratis agar dapat meningkatkan wisatawan," tambahnya.

Untuk mewujudkan ini, Kadin Indonesia mendorong pemerintah untuk mulai melakukan berbagai persiapan secara matang, misalnya dengan menyiapkan infrastruktur internet dan WiFi, terutama di lima Destinasi Super Prioritas (DSP) dan desa wisata di Indonesia.

Melalui signal coverage yang lebih memadai di seluruh daerah hingga pelosok diharapkan akan membuat program WFH dari tempat wisata misalnya, terwujud.

"Tentunya kebijakan membuka sektor parekraf secara penuh kami dukung, tapi juga indikator epidemiologi perlu dimasukkan dalam kebijakan pemulihan ini," katanya.

Indikatornya meliputi tingkat kasus positif, kasus harian pergerakan tujuh hari, hunian pasien di ruang perawatan intensif, angka kematian, dan cakupan vaksinasi lengkap.

"Dari kelima indikator itu, amat ditekankan pentingnya tingkat kasus positif Covid-19 karena berkorelasi dengan aktivitas masyarakat," tuturnya.

Arsjad mengingatkan, pemulihan sektor pariwisata di Tanah Air membutuhkan kerja sama, inovasi, dan koordinasi dengan semua pihak terkait.

"Memang membuka sepenuhnya sektor parekraf tidak gampang. Pasalnya sektor ini membutuhkan banyak orang, punya efek domino yang besar juga. Jadi harus cermat. Jadi, bukan berarti tidak mungkin, tapi harus dipikirkan dan siapkan betul," jelas Arsjad.

Kemudian, vaksinasi juga disebut menjadi salah satu harapan untuk membangkitkan sektor parekraf di tahun 2021. Menurut Arsjad, pemerintah sudah melakukan fase tanggap dengan memfokuskan pada kesehatan di sektor parekraf.

"Fase ini pemerintah menginisiasi program perlindungan sosial, mendorong kreativitas dan produktivitas saat WFH, melakukan koordinasi krisis pariwisata dengan daerah pariwisata, serta melakukan persiapan pemulihan. Selanjutnya adalah fase pemulihan, yakni pemerintah membuka perlahan tempat wisata. Persiapannya sangat matang, salah satunya soal penerapan protokol sertifikasi CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability)," ujarnya.

Meski demikian, selama setahun belakangan, pemerintah telah menerapkan kebijakan berupa program stimulus untuk mendukung pemulihan sektor pariwisata yang terdampak pandemi COVID-19, di antaranya dana hibah, subsidi bunga, restrukturisasi kredit, dan kredit usaha rakyat (KUR) pariwisata.



Simak Video "Gaet KADIN Indonesia, Kemenparekraf Kembangkan Investasi Dunia Wisata"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads