Toko online (e-commerce) Alibaba sedang dihadapkan oleh tuduhan pemerkosaan terhadap seorang manajer senior di perusahaan raksasa teknologi China itu. Kejadian itu membuat tradisi pesta minuman keras sepulang kerja menjadi sorotan.
Tuduhan pemerkosaan itu telah memicu protes besar-besaran di media sosial dalam beberapa pekan terakhir tentang budaya kerja "toxic" yang memaksa karyawan untuk minum-minum di pertemuan kerja. Demikian disadur detikcom dari BBC, Kamis (7/10/2021).
Minum-minum setelah pulang kerja memang sudah menjadi tradisi di Negeri Tirai Bambu. Kira-kira setiap dua minggu, pekerja bernama Mingxi (bukan nama sebenarnya) harus bergabung dengan rekan-rekannya setelah bekerja untuk minum-minum. Itu menjadi sesuatu yang dia takut untuk lakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya selalu khawatir bahwa segala sesuatunya akan menjadi tidak terkendali, meskipun saya cukup pandai memegang minuman saya," kata konsultan hubungan masyarakat yang berbasis di Guangzhou berusia 26 tahun kepada BBC.
"Terkadang, orang membuat lelucon seksual yang tidak pantas, dan saya harus berpura-pura menganggapnya lucu," sambungnya.
Mingxi tidak menggunakan nama aslinya karena dia tidak ingin identitasnya terungkap.
Pengalaman serupa dibagikan oleh pekerja muda Tiongkok lainnya yang merasa tertekan untuk menghadiri acara semacam itu. Sementara itu di China membangun hubungan pribadi telah menjadi kunci untuk mengamankan kesepakatan bisnis dan reputasi baik di mata manajemen tingkat atas.
Tradisi pesta minuman keras di kalangan pekerja China sekali lagi menjadi sorotan setelah tuduhan pemerkosaan terhadap seorang manajer senior di raksasa teknologi China, Alibaba.
Menurut akun 11 halaman karyawan wanita tentang insiden tersebut, yang menjadi viral di platform microblogging Weibo bulan lalu, dia diduga diperkosa saat tidak sadarkan diri setelah mabuk usai minum-minum sepulang kerja.
Bersambung ke halaman berikutnya