Bos Holding BUMN Pariwisata: Garuda dan ITDC Akan Bergabung

Bos Holding BUMN Pariwisata: Garuda dan ITDC Akan Bergabung

Sui Suadnyana - detikFinance
Jumat, 08 Okt 2021 14:20 WIB
Pesawat Garuda Indonesia rutin dibersihkan dengan disemprot disinfektan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Ilustrasi/Foto: Istimewa/Garuda Indonesia
Denpasar -

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) bakal bergabung dalam perusahaan holding BUMN PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) holding BUMN Pariwisata, Dony Oskaria

"Ya, Garuda (Indonesia) dan ITDC akan bergabung," kata Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) Dony Oskaria kepada detikcom di Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Jumat (8/10/2021).

Namun Dony tak menyebutkan secara gamblang menganai kepastian waktu dua perusahaan tersebut bergabung. Namun khusus untuk Garuda Indonesia akan bergabung setelah proses restrukturisasi selesai dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu Garuda (Indonesia) setelah proses restrukturisasinya selesai. Rencananya ini kan memang masih bergerak. Kalau di dalam timeline yang dibuat oleh Kementerian (BUMN) itu diharapkan 2023 itu proses restrukturisasi sudah selesai," jelas Dony.

Dony menjelaskan holding BUMN ini memang dipersiapkan menjadi suatu eccosystem base. Ekosistem ini disiapkan dalam rangka mendukung pariwisata Indonesia. Sebab, pihaknya ppercaya bahwa pariwisata Ini akan menjadi backbone bagi ekonomi Indonesia ke depan.

ADVERTISEMENT

"Nah memang ada beberapa yang belum bergabung. Nanti kita harapkan segera bergabung setelah selesainya restrukturisasi Garuda (Indonesia). ITDC juga akan segera bergabung," imbuh Dony.

Karena itu Dony berharap ke depan holding tersebut dapat menjadi suatu momentum yang baik untuk meningkatkan kualitas hospitality Indonesia. Pihaknya juga bakal mendorong kembali terjadinya pergerakan pariwisata di Tanah Air.

"Dan nanti kita harapkan segera tentunya restrukturisasi Garuda (Indonesia) berjalan dengan baik, sehingga segera mungkin bisa menjadi bagian dari keluarga PT Aviasi Pariwisata Indonesia," harapnya.

Dony menambahkan, holding BUMN ini mempunyai visi bring Indonesian hospitality to the word atau diharapkan akan membawa hospitality-nya Indonesia ke dunia. Karena itu, pihaknya akan menampilkan hospitality Indonesia di berbagai tempat mulai dari hotel hingga di manajemen destinasi pariwisata.

"Kita ingin di sisi perhotelannya kita akan punya operator hotel yang membawa Indonesia hospitality, di sisi operator bandaranya kita juga ingin menampilkan Indonesian hospitality, di airlines-nya juga sama (menampilkan) Indonesian hospitality. Dan di sisi destination management-nya juga kita membawa Indonesian hospitality," kata Dony.

Garuda dan ITDC sebelumnya dikabarkan tak bisa masuk holding pariwisata. Klik halaman kedua untuk informasinya.

Ada sejumlah BUMN yang akan bergabung dalam holding pariwisata ini, yakni PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau INA, PT Sarinah (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) atau TWC, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Namun dua BUMN yakni ITDC dan Garuda Indonesia, belum bisa masuk dalam holding tersebut. Untuk ITDC yang merupakan BUMN berperan penting dalam pengembangan destinasi pariwisata baru akan masuk pada akhir 2021 setelah proses PMN selesai.

Nah untuk Garuda Indonesia masalahnya jauh lebih pelik. Ada syarat khusus sebelum Garuda Indonesia masuk ke dalam holding BUMN Pariwisata.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, salah satu alasan Garuda Indonesia belum diikutsertakan karena BUMN itu masih melakukan proses restrukturisasi. Garuda baru bisa masuk ke dalam holding jika proses restrukturisasi selesai dan perusahaan tidak lagi memiliki masalah keuangan.

"Kenapa Garuda belum masuk, kita juga masih nunggu. Karena Garuda dalam proses restrukturisasi juga. Kalau dipaksakan mereka nggak bisa fokus ke sana," ucapnya kepada awak media, Selasa (5/10/2021).


Hide Ads