Maserati Rp 2 M di Papua Nugini Banting Harga, Ini Biang Keroknya

Terpopuler Sepekan

Maserati Rp 2 M di Papua Nugini Banting Harga, Ini Biang Keroknya

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 09 Okt 2021 13:00 WIB
Pemerintah Papua Nugini membeli puluhan unit mobil mewah Maserati pada 2018 lalu saat menjadi tuan rumah Konferensi APEC. Jadi kontroversi, mobil seharga miliaran itu kini kesulitan dijual lagi meski sudah dikasih diskon.
Papua Nugini Menyesal Dulu Borong 40 Maserati/Foto: Dok. Intagram/onlyinpng
Jakarta -

Sebanyak 40 unit mobil mewah Maserati di Papua Nugini dijual. Mobil-mobil itu dijual dengan harga miring.

Ternyata mobil tersebut merupakan milik Pemerintah Papua Nugini yang pada 2018 memborong 40 unit. Alasan Maserati itu dijual dengan harga diskon lantaran ternyata sulit untuk dijual kembali.

Pembelian 40 unit mobil Maserati dilakukan Papua Nugini saat menjadi tuan rumah APEC 2018. Masing-masing harga mobil tersebut senilai US$ 142.000 atau setara Rp 2 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam laporan BBC, kini Papua Nugini tercatat sebagai negara termiskin di APEC dengan 40% warga yang berpendapatan kurang dari US$ 1 per hari, berdasarkan data yang dirilis PBB.

Dengan begitu, pembelian sejumlah unit mobil mewah menjadi pertanyaan besar dan menimbulkan sejumlah kontroversi. Selain mobil Maserati, pemerintah setempat disebut juga telah membeli tiga Bentley Flying Spurs yang diperkirakan memiliki harga senilai Rp 3,2 miliar.

ADVERTISEMENT

Rencananya setelah acara APEC 2018 selesai, mobil tersebut akan dijual kembali, dan mereka meyakini akan laku dengan cepat. Namun kenyataannya sampai saat ini baru dua unit Maserati yang berhasil terjual.

Dengan kesulitan penjualan yang di luar prediksi ini, akhirnya Papua Nugini memberi harga diskon senilai Rp 1,6 miliar sebagai bentuk usaha agar penjualan mobil Maserati ini cepat terjual.

"Jika saja kami bisa memprediksi, sedari awal Maserati-Maserati itu tak akan dibeli. Kami membuat kesalahan besar. Jika tak ada dealer Maserati di Papua Nugini, maka tidak ada alasan untuk membelinya," Kata Menteri Keuangan, John Pundari, dikutip Selasa (5/10/2021).

Berbeda dengan Filipina, pada tahun 2015 melakukan kerja sama dengan BMW saat menjadi tuan rumah Konferensi APEC. Setelah acara selesai, mobil-mobil tersebut dijual kembali dan laku dengan cepat.




(das/ara)

Hide Ads