.webp)
Pendanaan menjadi masalah besar bagi perkembangan bisnis UMKM di Indonesia. Padahal, sampai saat ini ada 65 juta UMKM yang tersebar di Indonesia.
Sebagai solusi untuk hal tersebut, UMKM dapat mencari modal lewat sistem investasi securities crowdfunding alias SCF. Sistem investasi ini dilakukan melalui penawaran efek melalui layanan urun dana berbasis teknologi informasi.
Per tanggal 6 September 2021, salah satu penyedia jasa SCF PT Dana Investasi Bersama alias FundEx resmi mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan keputusan nomor KEP-51/D04/2021 dan mulai beroperasi.
CEO FundEx Agung Wibowo menjelaskan pebisnis UMKM bisa mendapatkan pendanaan mulai dari Rp 1 miliar hingga Rp 10 miliar lewat sistem SCF.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendanaan ini akan memberikan kemudahan bagi bisnis untuk melakukan riset yang lebih baik, mengembangkan produk secara lebih cepat, serta melakukan pemasaran yang lebih masif. Dampaknya, bisnis dapat bertumbuh dengan pesat, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," kata Agung dalam keterangannya, Minggu (10/10/2021).
Dari sisi masyarakat sebagai investor, keuntungan dari kehadiran Fundex adalah masyarakat dapat berinvestasi pada berbagai jenis bisnis dengan potensi pertumbuhan yang baik.
Masyarakat sebagai investor ritel akan mendapatkan kepemilikan saham dari bisnis yang berupa startup, sehingga berpeluang memperoleh dividen bahkan balik yang bersifat eksponensial.
Untuk berinvestasi pada bisnis UMKM, investor ritel dapat membeli saham, yang termasuk ke dalam efek bersifat ekuitas (EBE). Sementara itu untuk bisnis yang berjenis proyek, instrumen investasinya berupa obligasi dan sukuk, yang merupakan efek bersifat utang (EBU).
Masyarakat dapat memiliki diversifikasi investasi dalam satu platform yang sama. Dalam sekali kunjungan ke website fundex.id, investor dapat memilih investasi yang cocok dengan profil risiko masing-masing.
Sebagai informasi saja, kematian UMKM ternyata sudah mencapai 60% dalam tiga tahun pertama usaha berdiri. Banyak faktor yang menyebabkan UMKM tidak mampu mempertahankan bisnisnya, salah satu yang paling signifikan disebabkan oleh keterbatasan dana.
Hal ini juga didukung data dari Price waterHouse Cooper (PwC) pada 2019 yang menyebutkan 74% atau sekitar 47 juta UMKM di Indonesia ternyata belum mendapatkan akses pembiayaan. Sistem SCF ini dinilai dapat menjadi jalan keluar bagi sulitnya mencari modal untuk UMKM.
Saksikan juga: Kisah Nurcholis, Pemilik Mal Rongsok di Depok Beromzet Rp 100 Juta per Bulan
