Oleh karena itu, untuk menstabilkan harga ayam hidup dan telur hingga akhir tahun 2021, Ali menyarankan pemerintah menyerap ayam dan telur dari peternak untuk digunakan sebagai bansos masa PPKM. Bansos selain distribusi kepada masyarakat terdampak COVID-19.
Selain protes harga telur yang turun, peternak juga protes harga jagung yang meroket terus. Bagi para peternak tingginya harga jagung di pasaran membuat mereka keteteran.
Pasalnya, sebagian besar peternak ayam petelur merupakan peternak mandiri dan membutuhkan jagung sebagai bahan campuran pakan. Jumlahnya bahkan lebih besar dibandingkan peternak ayam pedaging, sehingga dengan kenaikan harga jagung membuat biaya produksi mereka meroket.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alvino Antonio, Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) mengatakan saat ini harga sarana pokok produksi peternak mandiri sangat tinggi tetapi harga jual telurnya kelewat murah.
"Ini sangat merugikan para peternak rakyat mandiri," kata Alvino dalam keterangannya.
Simak Video "Harga Anjlok, Peternak di Tasikmalaya Bagi-bagi Telur 2,5 Ton"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/ara)