Deretan Negara yang Kena 'Jebakan Utang' China

Deretan Negara yang Kena 'Jebakan Utang' China

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 11 Okt 2021 15:46 WIB
Business woman holding stack of 100 yuan banknotes money. Chinese yuan currency
Foto: iStock
Jakarta -

China dikenal kerap memberikan utang atau pinjaman kepada negara-negara yang membangun infrastruktur. Namun sayangnya, ada negara yang terjebak utang dari negeri Tirai Bambu itu. Negara itu mulai dari Sri Lanka, Kenya hingga Maladewa. Mereka masuk jeratan utang China akibat pembangunan infrastruktur yang dikerjasamakan antara mereka dan China.

Dilansir dari CNBCIndonesia, Senin (11/10/2021) memang diketahui China memiliki inisiatif yang dikenal sebagai One Belt One Road atau OBOR.

Skema itu, bagaimana China akan memberikan modal pinjaman ke proyek pemerintah negara lain, khususnya di sektor transportasi dan energi. Tak tanggung-tanggung, pinjaman yang diberikan untuk jangka panjang dengan bunga yang sangat kompetitif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi, dengan skema itu beberapa negara malah terjerat utang ke China. Berikut daftarnya:

1. Sri Lanka

ADVERTISEMENT

Sri Lanka terjebak utang kepada China karena pembangunan tahap pertama pelabuhan Hambantota. Pelabuhan itu dibangun untuk tahap pertama pada 2008 dan mulai beroperasi November 2010.

Biaya pembangunannya mencapai US$ 361 juta. Proyek ini didanai oleh Bank Ekspor-Impor China (85%) dan Otoritas Pelabuhan Sri Lanka (15%).

Pinjaman dari China itu didapat Sri Langka dari 2007 hingga 2016. Dikutip dari The Diplomat, semua pinjaman itu diperoleh dari China EXIM Bank. Dalam kesepakatan masa tenggang pengembalian 15 tahun.

Namun, berjalannya waktu Sri Lanka tidak mampu membayar utang yang dibayar hanya baru 5%. Hingga akhirnya, Sri Lanka menyewakan pelabuhan Hambantota untuk meningkatkan devisa negara.

Pelabuhan itu disewakan kepada perusahaan China, China Merchant Port Holdings Limited (CM Port) selama 99 tahun senilai US$1,12 miliar mulai 2017. Meski disewakan oleh perusahaan China juga, utang Sri Lanka yang tercatat tetap harus dibayarkan.

Lanjut ke halaman berikutnya

2. Kenya

Dikutip dari Bloomberg, China telah menyumbang sekitar sepertiga layanan utang luar negeri Kenya. China menjadi kreditur asing terbesar negara itu.

Menjadi langganan utang ke China, Kenya baru-baru ini mengeluhkan tidak mampu untuk membayar US$ 350 juta (Rp 4,9 triliun) yang digunakan untuk membiayai jalur kereta baru yang menghubungkan kota pelabuhan Mombasa.

Keluhan itu karena volume arus barang dan orang yang melewati jalur itu masih sangat sepi, bahkan sebelum pandemi Covid-19 sekalipun.

Sebelumnya, dilansir dari Time of India, Kenya juga pernah menunda pembayaran utang sebesar US$ 245 juta ke China. Negeri Tirai Bambu sepakat untuk memberikan pelonggaran dari Januari 2021 hingga Juni 2021.

Lanjut membaca ke halaman berikutnya

3. Maladewa

Maladewa terjerat utang kepada China sebesar US$ 200 juta atau setara Rp 2 triliun. Biaya itu tidak lain untuk pembangunan infrastruktur jembatan yang menghubungkan pulau ibukota Male ke pulau Hulumale. Selain Jembatan, Maladewa juga terus meminjam uang untuk pengembangan infrastruktur lainnya.

Hingga akibatnya, diketahui Maladewa berutang ke China antara US$ 1,1 miliar (Rp 11 triliun) hingga US$ 1,4 miliar (Rp 15 triliun). Angka ini merupakan jumlah yang sangat besar untuk negara pulau-pulau itu. PDB Maladewa saat ini adalah sekitar US$ 4,9 miliar.


Hide Ads