Setitik Harapan Buat Peternak: Pemerintah Mau Serap Telur buat Bansos

Setitik Harapan Buat Peternak: Pemerintah Mau Serap Telur buat Bansos

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 11 Okt 2021 16:26 WIB
Peternak ayam petelur turut terdampak pandemi COVID-19. Harga telur yang fluktuatif membuat para peternak itu putar otak agar dapat bertahan di masa pandemi.
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Harga telur ayam di pasaran terus turun gara-gara kelebihan pasokan. Menanggapi hal itu, pemerintah mau menyerap telur untuk disalurkan sebagai bantuan sosial (bansos).

Hal ini diungkapkan oleh perwakilan peternak yang hari ini melakukan audiensi dengan Kementerian Perdagangan. Audiensi dilakukan sebagai salah satu rangkaian aksi besar para peternak hari ini di Jakarta.

"Telur itu yang oversupply lagi dibuatkan mekanisme untuk bisa diserap. Mungkin nanti Kemendag akan cari pihak yang serap, mungkin BUMN atau BUMD," kata Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) Alvino Antonio kepada detikcom, Senin (11/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Alvino, Kemendag dan Kemensos sedang menyusun mekanisme penyerapan pasokan telur yang berlebihan. Daging ayam dan telur bakal diserap untuk diberikan kembali kepada masyarakat sebagai bantuan pangan non tunai.

"Ini dari Kemendag akan gandeng Kemensos opsinya lagi dibicarakan telur dan ayam, khususnya telur, bakal mau dijadikan bantuan pangan non tunai," papar Alvino.

ADVERTISEMENT

Namun, rencana ini belum jelas kapan akan direalisasikan. Alvino mengaku hanya dapat jawaban mengambang saat bertanya kapan rencana ini akan berjalan.

"Belum ada kepastiannya, makanya saya bilang masih lama. Mereka bilangnya cuma dalam waktu dekat aja," ungkap Alvino.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Yang jelas Alvino mengatakan kelebihan pasokan menjadi masalah besar saat ini untuk komoditas telur. Dia mengaku banyak pihak yang membeli telur dengan murah ke peternak mandiri karena alasan pasokan yang membludak di pasar.

Pihaknya pun meminta Kemendag untuk ikut menaikkan harga telur sesuai dengan harga acuan dalam Permendag 7 Tahun 2020.

"Kami sampaikan, memang ini terjadi beli murah di kita dengan alasan oversupply. Padahal kejadian ini sudah beberapa tahun, kemudian PPKM, lalu COVID-19 ini cuma memperparahnya aja," kata Alvino.

Menurut pantauan Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) harga telur saat ini mencapai Rp 14.000-17.000 per kilogram (kg). Harga tersebut jauh sekali dari harga acuan telur di dalam Permendag Nomor 7/2020 sebesar Rp 19.000-21.000 per kg.



Simak Video "Harga Telur Anjlok, Peternak Ayam Menjerit"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads