Pakan Jagung di Mata Peternak: Barang Masih Langka, Harga Mahal

Pakan Jagung di Mata Peternak: Barang Masih Langka, Harga Mahal

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 11 Okt 2021 17:13 WIB
Massa yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta  Senin (11/10/2021). Aksi ini menuntut Pemerintah agar keadilan bagi para peternak ayam mandiri, yang selalu dihantui oleh ancaman monopoli perusahaan besar (korporasi) dan fluktuasi harga rugi.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Masalah yang terjadi pada jagung untuk pakan ternak belum juga usai. Para peternak masih juga mengeluhkan kurangnya stok jagung, sehingga harganya mahal.

Padahal masalah ini telah menarik atensi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mengundang peternak asal Blitar ke Istana Negara karena mengeluh pakan jagung langka dan mahal. Peternak itu pun langsung mendapat 20 ton jagung pakan ternak sebagai bantuan langsung dari Jokowi.

Tapi, hari ini para peternak mengaku masih merasakan mahalnya harga jagung untuk pakan ternak. Menurut Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) Alvino Antonio, harga jagung saat ini masih di atas Rp 5.000 per kilogram (kg), terakhir menyentuh Rp 5.200 per kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal seharusnya kalau mengikuti acuan dari Kementerian Perdagangan harga jagung untuk pakan ternak berada di Rp 4.500 per kg.

"Masih di atas Rp 5.000. Di dalam Permendag harusnya kan Rp 4.500. Kemarin sempat Rp 6.000, karena ada peternak dipanggil Presiden, harga turun-turun, tapi ini baru sampai Rp 5.200, belum seperti yang kita harapkan," kata Alvino kepada detikcom, Senin (11/10/2021).

Alvino mengatakan masalah jagung pakan ternak bukan cuma di harganya, tapi juga ketersediaannya. Dia bilang saat ini jagung pakan ternak juga langka, dia khawatir harga pakan pun bisa meroket lagi.

ADVERTISEMENT

"Masalahnya itu juga bukan cuma harganya, tapi barangnya juga nggak ada. Takutnya nanti naik lagi," ungkap Alvino.

Dia mengatakan saat ini peternak unggas mandiri merugi karena dihimpit dua masalah. Masalah pertama harga jual produk unggas baik telur dan daging ayam anjlok di pasar.

Di sisi lain, biaya produksinya mahal. Khususnya untuk membeli jagung pakan ternak yang harganya meroket.

"Yang bikin kami rugi kan double ini. Harga jual di hilir murah, harga input produksinya tinggi," ungkap Alvino.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengakui kebutuhan komoditas jagung di Indonesia masih jauh dari kata cukup. Dia bilang, produksi jagung memang perlu ditambahkan guna memenuhi kebutuhan, baik untuk pangan ataupun pakan ternak.

Hal ini disampaikan Jokowi saat meninjau lokasi penanaman jagung di Sorong, Papua Barat, Senin (4/10/2021). Ada 11 ribu hektare (ha) tanaman jagung yang akan dikelola di Sorong.

"Utamanya memang yang ditanam hari ini adalah jagung, karena kebutuhan jagung kita baik untuk pangan dan makanan ternak masih memerlukan tambahan," ungkap Jokowi saat melakukan peninjauan yang disiarkan virtual.

Jokowi pun sudah memberi instruksi khusus soal jagung kepada jajaran menterinya. Rabu (6/10) lalu, Jokowi mengumpulkan para pejabat terkait untuk membicarakan ketersediaan jagung, salah satu yang diundang adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Syahrul menjelaskan, untuk menangani persoalan jagung pakan tersebut ada tiga tahap yang akan dilakukan. Tahap pertama budi daya pengembangan jagung dengan tujuan mencapai target produksi nasional. Kedua, mengelola pasca-panen jagung hingga pengolahannya. Tahap ketiga fokus terhadap pasarnya.

"Mengolah itu artinya sudah dalam proses-proses yang sesuai kebutuhan, ada untuk pakan dan lain-lain," kata Syahrul.

Syahrul mengatakan, Jokowi sudah menegaskan agar semua menteri, terlebih Menteri Pertanian fokus di budi daya dan bisa meningkatkan semua produktivitas jagung.



Simak Video "Harga Pakan Melejit, Peternak Ayam Petelur di Parepare Menjerit"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads