Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendatangi kantor International Monetary Fund (IMF), Amerika Serikat (AS). Ia datang untuk hadir dalam pertemuan tahunan.
Sri Mulyani mengatakan pada pertemuan tahunan itu, yang dibahas di antaranya mengenai pemulihan ekonomi dunia yang tidak merata akibat pandemi COVID-19 dan sejumlah tantangan lainnya.
"Hari kedua pertemuan tahunan IMF World Bank. Pembahasan mengenai pemulihan ekonomi dunia yang tidak merata akibat tidak semua negara mampu mendapat akses vaksin COVID dan munculnya tantangan dan ketidakpastian baru juga menimbulkan komplikasi bagi para pembuat kebijakan," tulis Sri Mulyani dalam Instagram @smindrawati, Jumat (15/10/2021).
Lebih lanjut, ia mengungkap kenaikan harga produk dari berbagai sektor juga menyebabkan negara-negara maju ditekan inflasi. Dia menyebut produk itu di antaranya, kenaikan harga minyak dan gas, harga komoditas, hingga harga pangan.
"Kondisi ini akan memaksa perubahan kebijakan moneter di negara maju yang berpotensi menimbulkan dampak rambatan spill over ke seluruh dunia. Semua negara mengalami penurunan ruang fiskal dan moneter. Sementara tekanan ekonomi masih belum menurun," tambahnya.
Selain tekanan pandemi COVID19, dunia juga kini makin ditambah dengan tantangan perubahan iklim dan dibayangi pandemi yang belum berakhir. Sri Mulyani mengatakan hal itu menuntut semua negara untuk menyusun kebijakan penanganan yang membutuhkan sumber data yang tidak sedikit.
"Namun apabila tidak ditangani sejak sekarang akan menimbulkan dampak kerugian material yang sangat besar dan bahkan krisis kemanusiaan," tuturnya.
Lihat juga video saat 'DPR Setujui APBN 2022, Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,2%':
Lanjut ke halaman berikutnya.
(fdl/fdl)