Nasib Tukang Pencari Kotoran: Dulu Bergelimang Uang, Kini Pas-pasan

Nasib Tukang Pencari Kotoran: Dulu Bergelimang Uang, Kini Pas-pasan

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 05 Des 2025 16:53 WIB
Nasib Tukang Pencari Kotoran: Dulu Bergelimang Uang, Kini Pas-pasan
Foto: Michelle Natasya/detikHealth
Jakarta -

Jumlah pelanggan jasa tukang sedot WC kian melandai imbas persaingan usaha yang semakin sengit. Alhasi omzet para penyedia jasa ini lambat laut semakin landai.

Salah seorang tukang sedot WC yang kerap mangkal di Jalan D.I Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur, bernama Joni mengatakan kini dalam sehari dirinya belum tentu bisa mendapatkan panggilan dari pelanggan.

Menurutnya kondisi ini sangat jauh berbeda dengan beberapa tahun yang lalu saat jumlah penyedia jasa sedot WC belum sebanyak sekarang. Di mana dalam sehari dirinya dipastikan bisa menerima panggilan bahkan bisa empat sampai pelanggan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sekarang seharian saja belum tentu dapat. Sekarang dapat dua sehari, sudah jago. Kalau dulu bisa empat, lima sehari," kata Joni saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (4/12/2025).

Sementara untuk biaya satu kali sedot WC, Joni mematok kisaran Rp 500 - 600 ribu. Dengan asumsi harga tersebut, dulu ia bisa membawa pulang Rp 2,5 - 3 juta per hari, meski kini usahanya tak semanis dulu.

ADVERTISEMENT

Belum lagi, menurutnya dulu ia tak hanya menerima panggilan untuk sedot WC atau septic tank rumah saja, tapi juga dengan gedung-gedung perkantoran. Namun kini hanya tersisa satu dua yang tetap bertahan dengan jasanya.

"Masih adalah lah gedung satu dua, rumah yang langganan. Semua ada lah langganan sendiri-sendiri," ucapnya.

Senada, tukang sedot WC lain yang juga mangkal di Jalan D.I Panjaitan, Rohman, mengatakan sehari-hari jasanya memang sepi pelanggan. Bahkan pernah dalam satu minggu dirinya tak mendapatkan panggilan sama sekali.

"Kadang nggak ada sama sekali, sampai sehari dua hari kita nggak ada. Kadang kalau ada rezeki ya bisa sampai dua itu sehari. Kita nggak bisa ngomong pasti ada. Kadang pernah juga seminggu memang nggak ada," ucapnya.

Untuk jasa sedot WC yang dilakukannya, Rohman juga membuka harga sekitar Rp 500 - 600 ribu. Namun hal ini masih sangat tergantung pada kesepakatan dengan pelanggan.

"Biasanya bisa makin mahal tuh kalau titik sedotnya jauh dari tempat mobil bisa parkir. Soalnya di Jakarta kan banyak tuh rumah yang masuk ke gang-gang kecil, jadi kita musti tarik selang sampai 100 meter ke dalam, itu bisa agak mahal," ucapnya.

Rohman menjelaskan perhitungan harga tersebut sudah memperhitungkan modal yang perlu dikeluarkan. Misalkan saja untuk ongkos bensin dan buang limbah, barulah sisa keuntungan bisa dikantongi.

Belum lagi ia masih bekerja dengan pemilik truk sedot WC, di mana dalam sebulan dirinya wajib setor hingga Rp 7 juta per bulan. Namun karena dirinya berat untuk membayar bulanan dan tak menentunya orderan, biasanya ia menyetor per hari Rp 250.000 per hari.

"Kita kan ada biaya juga, terus kita buangnya ke Pulo Gebang juga bayar. Itu ada di Pulo Gebang, dikelola sama Pemda, kan bayar Rp 165.000, belum solarnya juga buat jalan kan. Ini saya juga biasanya setoran Rp 250.000 sehari," paparnya.

"Kalau sehari itu nggak dapat ya kita nggak setoran dulu, nanti kalau lagi dapat banyak yang setoran bolong-bolong itu kita bayar, bos juga ngerti kok," sambung Rohman.

Tonton juga video "Viral Tawaran Jasa Nikah Siri di TikTok, Begini Respons MUI"

(igo/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads