Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor merupakan salah satu pendorong perekonomian. Meskipun pandemi COVID-19 masih melanda, UMKM masih tetap bisa membuat produknya mendunia.
Caranya UMKM harus berinovasi dan mengembangkan daya saing produk hingga gencar mencari informasi seputar kegiatan ekspor. Karena itu Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memiliki wadah kerja yaitu rumah ekspor di Surakarta, Jawa Tengah.
Program yang merupakan sinergi Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Luar Negeri, dan Kemenkop UKM ini mendorong pelaku usaha melakukan ekspor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas mengungkapkan rumah ekspor diharapkan menjadi solusi pelaku usaha yang berorientasi ekspor khususnya di wilayah Surakarta. "Sesuai mandat kami, gotong royong seluruh kementerian dan lembaga ini diharapkan meningkatkan nilai dan volume ekspor yang berkelanjutan di Surakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya," kata dia, Sabtu (16/10/2021).
Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Meirijal Nur mengungkapkan sinergi dari berbagai pihak harus dilakukan demi mendorong pertumbuhan ekspor. Khususnya di Jawa Tengah. Dengan membaiknya kinerja ekspor maka bisa menjadi momentum kebangkitan perekonomian usaha kecil dan bisa mengurangi tekanan pandemi COVID-19.
Dalam menjalankan kegiatan ekspor biasanya pelaku usaha akan dihadapkan dengan perizinan dan administrasi. Tapi dengan Rumah Ekspor ini pelaku usaha bisa dengan mudah menyelesaikan masalah tersebut.
Apalagi ada National Export Dashboard (NED) yang merupakan data terintegrasi yang akan menampilkan data, informasi dan analisis kinerja ekspor nasional seperti sebaran wilayah,jenis komoditas hingga negara tujuan ekspor.
Nah data-data ini bisa menjadi bahan analisis para pelaku usaha untuk menyusun strategi ekspor ke depannya. Misalnya melihat data negara tujuan ekspor dan jenis barang apa saja yang paling banyak dikirim dari Indonesia ke berbagai negara tersebut.
Wakil Walikota Solo Teguh Prakosa mengungkapkan di era digital ini, UMKM yang berorientasi ekspor ini harus mengimbangi dan meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan nilai tambah.
"Saya harap sinergi dan kolaborasi akan melahirkan banyak eksportir baru dari generasi milenial dan generasi z serta menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru," jelasnya.
Direktur PT Kharisma Rotan Mandiri, Supriyadi yang meyakini bahwa inisiatif seperti ini dibutuhkan pelaku usaha di wilayah Jawa Tengah.
Supriyadi memulai usahanya sejak 1996 dia mengekspor rotan ke berbagai negara. "Di Indonesia berbagai macam rotan tumbuh dan volumenya banyak hingga tak bisa disaingi oleh negara manapun, Indonesia pasti bisa menjadi negara yang tidak terkalahkan," jelas dia.