Program Makmur sebagai solusi peningkatan kapasitas pertanian, didasari pada tiga keterbatasan petani seperti akses pasar, finansial dan teknologi. Program ini direalisasikan melalui pendampingan intensif dan berkelanjutan, melibatkan rantai pasok yang didukung teknologi berbasis pada triple bottomline 3P (people, planet dan profit). Petani tak hanya difasilitasi permodalan untuk mendapatkan bibit, pupuk dan pestisida saja, tapi juga asuransi sebagai antisipasi kerugian saat gagal panen.
"Begitu juga penjualan hasil produksi, difasilitasi kepada offtaker dengan harga yang kompetitif," lanjut Rahmad Pribadi.
Rahmad Pribadi optimistis sektor pertanian nasional akan terus meningkat, mengingat produktivitas pangan yang didukung kualitas pupuk hingga akses pasar bagi para petani menjadi lebih terjaga dengan program Makmur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pupuk Kaltim akan terus mengembangkan program Makmur ke depannya, dengan target luasan tanam yang jauh lebih besar untuk berbagai komoditas unggulan di Indonesia," terangnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, sejumlah perusahaan pelat merah dari berbagai sektor terjun dalam program Makmur ini. Mulai dari bank-bank Himbara yang mendukung pembiayaan kepada petani. Kemudian, Pupuk Indonesia melakukan pendampingan penggarapan lahan. Hal itu dilakukan dengan pemberian pupuk serta bibit unggul kepada petani. Di sisi hilirnya, ada PT RNI yang bakal menjadi offtaker alias pembeli komoditas para petani.
"Ini Himbara datang juga, ada BRI, BNI, Mandiri datang untuk urus pembiayaan. PT Pupuk nanti yang lakukan pendampingan, ada pupuk, ada bibit. Di sisi hilirnya, ada RNI yang membeli, supaya ini jadi ekosistem sehat. Jadi kalau semua dapat uang setuju kan," papar Erick.
Simak Video "Video Tanggapan Pimpinan MPR Soal UU BUMN Baru: Bukan Berarti Kebal Hukum"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/zlf)