Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian, termasuk meningkatnya pengangguran. Sejumlah strategi perlu ditempuh untuk menekan angka pengangguran ini.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Lukmanul Hakim mengatakan, diperlukan link and match antara dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, usaha serta industri. Sebab, langkah tersebut sangat penting agar lulusan lembaga pendidikan dapat terserap dengan baik di dunia kerja.
Oleh karenanya, ia meminta agar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di DKI Jakarta menerapkan konsep link and match dengan SMK maupun dengan Balai Latihan Kerja (BLK) agar dapat menambah keterampilan calon pekerja dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Dengan begitu, secara tidak langsung akan menyerap tenaga kerja yang ada di Ibukota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan menggunakan konsep link and match, saya berharap ada konektivitas antara angkatan kerja-badan pelatihan kerja-perusahaan. Sehingga kedepannya kita dapat menciptakan SDM unggul, serta menyediakan lapangan kerja yang sesuai melalui BUMN/BUMD dan perusahaan swasta," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (17/10/2021).
Menurut Lukmanul Hakim, setiap tahun ada lulusan perguruan tinggi dan SMA/SMK yang lulus dan membutuhkan pekerjaan. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, BUMD, maupun swasta. Saat ini, kata dia, ada sekitar 500.000 ribu pengangguran di Jakarta dan angka tersebut akan meningkat setiap tahunnya.
"Ini saya ambil dari data BPS per tahun 2020 ya, tingkat pengangguran terbuka Provinsi DKI Jakarta pada Agustus 2020 sebesar 10,95% atau setara 572.780 orang. Bila dibandingkan dengan keadaan Agustus tahun 2019 lalu, pengangguran DKI Jakarta naik 4,41% atau bertambah 233.378 orang. Melihat kondisi pandemi belum berakhir mungkin diperkirakan tahun 2021 akan bertambah, nah kan ini harus disiapkan, diantisipasi," tambahnya.
Lanjut ke halaman berikutnya