Tekan Pengangguran, BUMN-BUMD Diminta Lakukan Ini

Tekan Pengangguran, BUMN-BUMD Diminta Lakukan Ini

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 17 Okt 2021 16:59 WIB
Pengangguran
Foto: Fuad Hasim
Jakarta -

Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian, termasuk meningkatnya pengangguran. Sejumlah strategi perlu ditempuh untuk menekan angka pengangguran ini.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Lukmanul Hakim mengatakan, diperlukan link and match antara dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, usaha serta industri. Sebab, langkah tersebut sangat penting agar lulusan lembaga pendidikan dapat terserap dengan baik di dunia kerja.

Oleh karenanya, ia meminta agar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di DKI Jakarta menerapkan konsep link and match dengan SMK maupun dengan Balai Latihan Kerja (BLK) agar dapat menambah keterampilan calon pekerja dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Dengan begitu, secara tidak langsung akan menyerap tenaga kerja yang ada di Ibukota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan menggunakan konsep link and match, saya berharap ada konektivitas antara angkatan kerja-badan pelatihan kerja-perusahaan. Sehingga kedepannya kita dapat menciptakan SDM unggul, serta menyediakan lapangan kerja yang sesuai melalui BUMN/BUMD dan perusahaan swasta," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (17/10/2021).

Menurut Lukmanul Hakim, setiap tahun ada lulusan perguruan tinggi dan SMA/SMK yang lulus dan membutuhkan pekerjaan. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, BUMD, maupun swasta. Saat ini, kata dia, ada sekitar 500.000 ribu pengangguran di Jakarta dan angka tersebut akan meningkat setiap tahunnya.

ADVERTISEMENT

"Ini saya ambil dari data BPS per tahun 2020 ya, tingkat pengangguran terbuka Provinsi DKI Jakarta pada Agustus 2020 sebesar 10,95% atau setara 572.780 orang. Bila dibandingkan dengan keadaan Agustus tahun 2019 lalu, pengangguran DKI Jakarta naik 4,41% atau bertambah 233.378 orang. Melihat kondisi pandemi belum berakhir mungkin diperkirakan tahun 2021 akan bertambah, nah kan ini harus disiapkan, diantisipasi," tambahnya.

Lanjut ke halaman berikutnya

Ia mengungkapkan perusahaan perseroan daerah (Perseroda) diharapkan turut berpartisipasi mengatasi persoalan pengangguran di Jakarta.

"Jadi harus ada relasi dan kecocokan, dan ini menjadi catatan agar lebih serius untuk dibahas. Harapan saya APBD di tahun 2022 ada prioritas untuk konsep link and match ini, dalam rangka menyiapkan angkatan kerja yang mumpuni di era industry 4.0, untuk meminimalisir angka pengangguran & kemiskinan, Ini harus menjadi perhatian kami untuk mengatasi pengangguran ke depan," terang Lukman.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan peningkatan tingkat pengangguran terbuka (TPT) terjadi pada penduduk berusia 20-24 tahun dan 25-29 tahun.

"Pengangguran akibat pandemi yang jadi catatan adalah pengangguran pada usia muda lumayan tinggi," kata Margo dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (30/8/2021).

Lebih rinci dijelaskan, pengangguran pada usia 20-24 tahun meningkat 3,36% dari 17,66% pada Februari 2020 menjadi 14,3% pada Februari 2021. Sementara pengangguran usia 25-29 tahun meningkat 2,26% poin dari 7,01% di Februari 2020 menjadi 9,27% di Februari 2021.

Penduduk dengan usia lainnya relatif memiliki porsi lebih kecil. Tingkat pengangguran penduduk usia 30-34 tahun sebesar 4,94%, usia 35-39 tahun 3,74%, usia 40-44 tahun 3,55%, dan usia 44-49 mencapai 3,27%.


Hide Ads