Pemerintah hingga saat ini terus berupaya mendorong pemulihan dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari dampak pandemi COVID-19. Hal ini melihat sekitar 87,5% UMKM di Indonesia terdampak pandemi.
"Kita ketahui, pandemi COVID-19 sejak awal 2020 telah menekan dan menyebabkan penurunan di berbagai sektor, termasuk perekonomian. Dampak pandemi ini mengancam kelangsungan bisnis para pelaku usaha, di mana UMKM menjadi salah satu sektor yang mengalami pukulan terbesar," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam keterangan tertulis, Senin (18/10/2021).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Bidang Ketenagakerjaan Bob Azam menjelaskan sekitar 50% dari jumlah UMKM terancam menutup usahanya karena dampak pandemi. Menurutnya, jika hal ini terjadi, para pekerja, debitur, kreditur, dan unsur lain akan merasakan imbas COVID-19.
Oleh karena itu, pemerintah terus melakukan berbagai upaya dalam rangka pemulihan dan pemberdayaan dunia usaha. Hal ini diwujudkan melalui insentif pemulihan ekonomi nasional (PEN), Bantuan Produktif Usaha Mikro, digitalisasi UMKM, dan akses permodalan dengan KUR.
Berbagai program tersebut diharapkan dapat meringankan dampak pandemi bagi UMKM dengan mendorong dari sisi permodalan, memberikan stimulus, serta transformasi digital. Meski demikian, pemerintah tetap mengajak masyarakat untuk ikut berkontribusi dengan membeli produk lokal dari para UMKM.
"Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung UMKM agar mampu bertahan, berkembang, dan bertumbuh di tengah tantangan pandemi. Kami juga mengimbau peran aktif masyarakat untuk membantu kebangkitan UMKM kita, misalnya dengan cara berbelanja produk lokal dan memanfaatkan karya anak bangsa," pungkasnya.
Simak Video "Riset: Opsi Pembayaran Digital Dongkrak Pendapatan UMKM Kala Pandemi"
(fhs/ega)