Dalam sidang lain pada tahun 2019, Nate Sutton, penasihat umum asosiasi Amazon, mengatakan perusahaan tidak pernah menggunakan data tersebut untuk membuat produk mereknya sendiri atau memanipulasi hasil pencariannya untuk keuntungan pribadi.
"Algoritma dioptimalkan untuk memprediksi apa yang ingin dibeli pelanggan terlepas dari penjualnya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun hasil penyelidikan Reuters yang didasarkan pada ribuan halaman dokumen internal Amazon yang bocor ke kantor berita tersebut bertentangan dengan klaim perusahaan.
Kantor berita tersebut menuduh bahwa, setidaknya di India, Amazon memiliki kebijakan rahasia untuk memanipulasi hasil pencarian untuk mendukung produk Amazon sendiri, serta menyalin barang-barang penjual lain. Reuters juga mengklaim bahwa setidaknya dua eksekutif senior perusahaan mengetahui kebijakan tersebut.
Perusahaan teknologi besar termasuk Amazon, Facebook, dan Alphabet berada di bawah pengawasan ketat regulator di Washington, Eropa, dan negara lain di dunia.
Regulator khawatir mereka memiliki terlalu banyak kekuasaan dan terlibat dalam praktik tidak adil yang merugikan pelaku bisnis lain.
Di India pada hari Senin, sebuah kelompok perdagangan yang mewakili ribuan pengecer bata-dan-mortir telah mendesak Perdana Menteri Narendra Modi untuk mengambil tindakan terhadap Amazon.
(das/fdl)