Seluruh Afghanistan Terancam Kelaparan, Krisisnya Bisa Nular ke Negara Lain!

Seluruh Afghanistan Terancam Kelaparan, Krisisnya Bisa Nular ke Negara Lain!

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Rabu, 20 Okt 2021 13:30 WIB
Afghans wait in front of a bank as they try to withdraw money in Kabul, Afghanistan, Sunday, Sept. 12, 2021. (AP Photo/Bernat Armangue)
Ilustrasi/Foto: AP Photo/Bernat Armangue
Jakarta -

Krisis ekonomi di Afghanistan diperkirakan menular ke negara tetangga. Terutama Turki dan negara-negara di Eropa.

Menurut International Monetary Fund (IMF) ekonomi negara yang baru dikuasai Taliban itu akan minus 30% tahun ini. Akibatnya, kelaparan bisa terjadi di seluruh negeri sehingga mendorong makin banyak warganya kabur ke luar negeri menjadi pengungsi.

Selain masalah kelaparan dan pengungsi dari Afghanistan, negara tetangganya juga akan terdampak masalah karena selama ini menjadi mitra dagang ekspor dan impor. Ketika tidak ada produk yang bisa dijual-belikan maka perputaran uang juga akan semakin seret.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tajikistan yang perbatasannya menempel dengan Afghanistan mengaku sudah tidak sanggup menerima pengungsi lagi.

Dengan dibekukannya aset dan bantuan internasional, kucuran uang tunai pun berhenti mengalir ke Afghanistan.

ADVERTISEMENT

"Jumlah pengungsi yang membludak bisa menjadi beban untuk negara lain, lapangan kerja juga semakin tertekan, bisa berujung ke krisis sosial yang akhirnya membutuhkan bantuan dari dunia internasional," kata IMF dalam paparan riset regional dikutip BBC, Rabu (20/10/2021).

Seberapa besar beban yang harus ditanggung negara tetangga? Klik halaman selanjutnya.

Sampai saat ini belum bisa diprediksi berapa jumlah pasti para pengungsi Afghanistan. Namun IMF memperkirakan jumlahnya bisa mencapai jutaan.

Negara-negara yang menampung para pengungsi ini diperkirakan bisa menghabiskan dana cukup besar, prediksinya seperti ini: Tajikistan US$ 100 juta (Rp 1,4 triliun), Iran US$ 300 juta (Rp 4,2 triliun), dan Pakistan US$ 500 juta (Rp 7 trillun).

Bulan lalu Tajikistan sudah mengaku tak sanggup lagi menerima pengungsi kecuali ada bantuan dari dunia internasional. Sementara negara Asia lain belum punya rencana untuk menerima para pengungsi tersebut.

Selama ini Afghanistan menerima bantuan internasional dengan jumlah yang cukup besar. Uni Eropa diperkirakan sudah mengucurkan bantuan hingga US$ 65 miliar (Rp 910 triliun) ke Afghanistan dari 2001 hingga 2019.

Dana bantuan itu juga banyak yang akhirnya mengalir ke negara tetangganya seperti Iran, Pakistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan melalui ekspor-impor.

IMF juga khawatir dana tersebut disalahgunakan untuk membiayai terorisme dan pencucian uang dalam jangka waktu tersebut.

Pekan lalu, negara-negara anggota g20 dan negara berkembang sudah sepakat mengucurkan miliaran dolar AS ke Afghanistan demi mencegah krisis berkepanjangan.


Hide Ads