Taksi Online Ini Buka-bukaan Data Keselamatan, Banyak Kasus Cabul!

Taksi Online Ini Buka-bukaan Data Keselamatan, Banyak Kasus Cabul!

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 25 Okt 2021 09:52 WIB
Lyft ride-sharing
Foto: internet
Jakarta -

Aplikator taksi online Amerika Serikat (AS) Lyft buka-bukaan mengenai laporan keselamatan. Dalam laporan perusahaan, telah terjadi 4.158 insien kekerasan seksual antara tahun 2017 dan 2019.

Seperti dikutip dari BBC, Senin (24/10/2021), dalam laporan pertamanya, Lyft juga merinci jumlah kematian kendaraan bermotor dan serangan fisik yang fatal dalam periode tersebut.

"Itulah yang mendorong kerja keras kami untuk terus meningkatkan keselamatan bagi pengendara dan pengemudi," kata Lyft.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lyft dengan pesaingnya yang lebih besar di AS, Uber telah berjanji pada tahun 2018 untuk merilis data tentang insiden keselamatan yang serius dan pelecehan.

Tahun berikutnya, Uber mengungkapkan 5.981 laporan kekerasan seksual yang melibatkan penumpang dan pengemudi antara 2017 dan 2018.

ADVERTISEMENT

Dari 4.158 insiden kekerasan seksual yang diungkapkan Lyft, 360 di antaranya merupakan laporan pemerkosaan. Kemudian, antara awal 2017 dan akhir 2019, Lyft telah mencatat 105 kematian kendaraan bermotor dan 10 kematian yang melibatkan serangan fisik.

Lyft menghadapi sejumlah tuntutan hukum AS dari penumpang atas dugaan kekerasan seksual dan persidangan pertama dijadwalkan berlangsung pada 2022. Uber juga digugat di AS atas klaim serupa.

Dalam laporan keselamatannya, Lyft mengatakan bahwa data tersebut didasarkan pada kapan sebuah insiden dilaporkan ke perusahaan, bukan waktu terjadinya insiden.

"Mengetahui hal ini, Lyft memasukkan setiap insiden yang dilaporkan pada 2017, 2018 dan 2019, terlepas dari kapan insiden itu dilaporkan terjadi," bunyi laporan Lyft.

Perusahaan mengatakan bahwa 52% laporan kekerasan seksual dilakukan oleh penumpang, 38% berasal dari pengemudi dan 10% sisanya dilakukan melalui pihak ketiga seperti penegak hukum.




(acd/zlf)

Hide Ads