Belanja Kementerian/Lembaga Naik, Mana yang Paling Tinggi?

Belanja Kementerian/Lembaga Naik, Mana yang Paling Tinggi?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 25 Okt 2021 15:56 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Belanja negara tercatat Rp 1.806,8 triliun atau minus 1,9%. Jika dirinci belanja Kementerian/Lembaga tercatat tumbuh 16,1%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan belanja K/L ini terdiri dari belanja modal yang mencakup proyek infrastruktur dasar/konektivitas sampai peralatan.

Kemudian belanja barang seperti vaksinasi, klaim perawatan dan bantuan produktif seperti penyaluran berbagai program bantuan sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk realisasi belanja barang K/L sampai dengan September tumbuh 42,4%. Ini dipengaruhi akselerasi pembayaran beberapa program PEN," kata dia dalam konferensi pers, Senin (25/10/2021).

Untuk K/L yang paling tinggi kinerja belanja barangnya antara lain Kementerian Kesehatan yang tercatat Rp 78,8 triliun atau naik 326,6%. Kemudian Kementerian PUPR yang mencapai Rp 28,1 triliun atau tumbuh 45%. Selanjutnya Kementerian Agama Rp 14,6 triliun atau tumbuh 11,2% dan Kementerian Keuangan Rp 42,2 triliun tumbuh 74,5% karena ada BLU Kelapa Sawit.

ADVERTISEMENT

Manfaat yang diterima masyarakat dari realisasi belanja ini adalah vaksinasi dosis 1 91,1 juta dan vaksin 2 51,1 juta. Kemudian pengadaan vaksin 107,3 juta dosis senilai Rp 21,1 triliun.

Selanjutnya 511,7 ribu pasien COVID-19 yang mendapat biaya perawatan senilai Rp 33,6 triliun. Kemudian 12,7 juta pelaku usah amikro menerima bantuan Rp 15,2 triliun. Lalu 7,7 juta siswa sekolah menerima BOS Rp 8,3 triliun. Lalu volume penyaluran subsidi selisih harga biodiesel sebanyak 6,94 kiloliter senilai Rp 35,7 triliun.

Sedangkan untuk realisasi belanja modal tercatat tumbuh 62,2% atau sebesar Rp 118,7 triliun. K/L yang paling tinggi antara lain Kementerian PUPR tumuh 79,9% menjadi 50,7 triliun.

Lalu Kementerian Pertahanan Rp 18,5 triliun atau tumbuh 13,4%. Selanjutnya Kepolisian Republik Indonesia Rp 19,2 triliun tumbuh 126,3%. Kemudian Kementerian Perhubungan Rp 9 triliun atau tumbuh 8,9%.

Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dari realisasi belanja modal ini adalah pembangunan bendungan dengan progres 69,28% dari target 10 bendungan baru dan 43 lanjutan senilai Rp 11,94 triliun.

Lalu jaringan irigasi pembangunan lebih dari 67,8% dari target 600 km. Lalu rehabilitasi 72,19% dari target 3.900 km total Rp 4,4 triliun. Selanjutnya untuk jalan pembangunan 55,46% dari target 213,63 km. Preservasi 78,29% dari target 57.793 km senilai Rp 17,9 triliun.

Ada juga pembangunan jalur Kereta Api progres 68,23% dari target 216,84 km senilai Rp 1,9 triliun. Pembangunan rumah sakit progres 33% dari target 21 RS UPT dan Alkes total Rp 0,31 triliun.


Hide Ads