Dalam laman website resminya Pelita Air awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan transportasi bagi Pertamina. Saat itu, Pertamina sedang meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas di Indonesia. Pelita Air dibentuk untuk urusan transportasi minyak dan gas, hingga personel.
Bentuk awalnya cuma sebagai departemen layanan udara, namun tujuh tahun kemudian atau tepatnya pada 1970 akhirnya Pertamina mendirikan PT Pelita Air Service, anak perusahaan otonom yang menyediakan operasi penerbangan berkelanjutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maskapai ini kemudian diberi misi melakukan operasi penerbangan untuk melayani dan mengkoordinasikan operasi penerbangan secara ekonomis dalam industri migas di Indonesia melalui penerbangan charter dan kegiatan terkait. Termasuk kegiatan transmigrasi, pemadam kebakaran, pengungsi, palang merah, tumpahan minyak, foto udara, transportasi kargo.
Selanjutnya, layanan Pelita Air diperluas ke penerbangan untuk VVIP, lepas pantai, evakuasi medis, operasi seismik, survei geologi, helirig, pilot helikopter untuk disewa, dukungan dan pelatihan
Pelita Air juga sempat memperluas lini bisnis penerbangan reguler sejak tahun 2000 hingga 2005, beberapa rute domestik pun dibuka. Namun, nampaknya peruntungannya kurang baik dan Pelita Air memilih fokus dalam bisnis utamanya , yaitu penerbangan charter.
Pelita Air juga punya unit pemeliharaan sendiri, namanya PT IndoPelita Aircraft Services. Unit usaha ini memiliki kemampuan dan keahlian untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
Mereka juga memiliki lapangan terbang eksklusif di Lapangan Terbang Pondok Cabe. Di sana fasilitas yang dimiliki Pelita Air terdiri dari hanggar, gudang dan landasan pacu sepanjang 2.000 meter.
Dari sisi armadanya, Pelita Air mengoperasikan beberapa armada antara lain pesawat rotary wing dan fixed wing untuk melewati seluruh medan Indonesia. Diantaranya, ATR 42-500, ATR 72-500, CASA 212-200, AT 802, Bell 412 EP, Bolkow NBO-105, Sikorsky S76 C++, Sikorsky S76-A, Bell 430.
(hal/fdl)