Kapitalisasi pasar raksasa e-commerce China, Alibaba, terus anjlok. Alibaba Group Holding telah kehilangan hingga US$ 344 miliar atau sekitar Rp 4.800 triliun (kurs Rp 14.200) pada kapitalisasi pasarnya.
Hal itu berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg, dilansir detikcom pada Rabu (27/10/2021). Jumlah tersebut, menjadi penurunan kapitalisasi pasar terbesar secara global.
Biang kerok penurunan kapitalisasi pasar Alibaba adalah kritik tajam pendiri Alibaba Jack Ma terhadap sistem keuangan China tahun lalu. Tak banyak yang menyangka, ternyata komentar Jack Ma ditanggapi serius pemerintah China.
Tak lama setelah pidato yang sekarang terkenal itu, pusat pemerintahan China di Beijing menangguhkan langkah fintech Ant Group untuk IPO. Hal ini membawa saham Alibaba terus mengalami penurunan.
Pemerintah China pun meningkatkan pengawasan terhadap praktik bisnis Alibaba dan mendesak restrukturisasi bisnis fintech-nya. Saham Alibaba saat ini pun 43% lebih rendah dari rekor tertingginya yang didapatkan pada bulan Oktober 2020.
Dalam catatan detikcom, Jack Ma pun sempat menghilang dari publik. Sosoknya tidak pernah terlihat sejak masalah pidatonya di bulan Oktober 2020. Setahun sudah Jack Ma telah hilang dari pandangan publik.
Awalnya, kritik kerasnya pada sistem finansial di China bikin pemerintah China marah, bahkan menurut sumber, Presiden Xi Jinping sendiri yang memerintahkan IPO Ant Financial, perusahaan Jack Ma yang hendak melantai di bursa saham, dihentikan. Tak hanya itu, Alibaba kemudian didenda besar karena tuduhan aksi monopoli.
Jack Ma berpidato di Bund Summit, sebuah event di Shanghai yang dihadiri ratusan bankir dan perwakilan pemerintah China. Pada intinya, ia mengatakan bahwa regulasi keuangan yang ada sekarang dan sistem perbankan di China sudah ketinggalan zaman.
Baca juga: Disuntik Abu Dhabi, IPO GoTo Makin Dinanti |
Lihat juga video 'Alibaba hingga Tencent Jadi Pemodal Merger Tokopedia dan Gojek':
(hal/fdl)