Ada Skandal Pelecehan, Bos Game Call of Duty Minta Gajinya Dipotong

Ada Skandal Pelecehan, Bos Game Call of Duty Minta Gajinya Dipotong

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 01 Nov 2021 09:53 WIB
Tuduhan Pelecehan Seksual di Activision Blizzard Semakin Parah
Foto: Screenshot Youtube Blizzard Entertainment
Jakarta -

CEO perusahaan pembuat game Activision Blizzard, Bobby Kotick meminta dewan perusahaan agar gajinya dipotong ke jumlah terendah karena adanya skandal pelecehan seksual di perusahaan.

Dewan perusahaan menyetujui permintaan tersebut. Bos perusahaan pembuat game Call of Duty ini hanya akan mendapat gaji sebesar US$ 62.500 atau sekitar Rp 887,5 juta (kurs Rp 14.200) sampai perusahaan berhasil memperbaiki persoalan diskriminasi dan pelecehan gender..

Tentu gajinya tersebut akan sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan gajinya saat ini sebesar US$ 155 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya meminta untuk tidak menerima bonus apa pun atau diberikan ekuitas apa pun selama ini," katanya dikutip dari CNN, Senin (1/11/2021).

Kotick mengatakan langkah tersebut bagian dari serangkaian tindakan serius perusahaan terhadap perubahan budaya kerja dilakukan perusahaan. Perubahan termasuk diakhirinya penyelesaian paksa atas pelecehan seksual hingga diskriminasi.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, permintaan Kotick datang setelah perusahaan pembuat game populer seperti Call of Duty, World of Warcraft, dan Candy Crush selama berbulan-bulan telah mengalami kekacauan akibat tuduhan pelecehan seksual dan perbedaan upah berdasarkan jenis kelamin di perusahaan tersebut.

Sebelumnya perusahaan telah menerima gugatan dari Departemen Ketenagakerjaan California pada Juli, di mana perusahaan dituduh memiliki budaya kerja yang diskriminatif di mana perempuan menjadi sasaran diskriminasi dan pelecehan terus-menerus.

Pada saat itu, perusahaan mengatakan kalau mereka telah mengatasi pelanggaran tersebut sebelumnya dan mengkritik gugatan tersebut sebagai gugatan yang tidak akurat.

Namun gugatan dan tanggapan awal perusahaan ini lah yang memicu badai perbedaan pendapat dari tenaga kerja Activision Blizzard, yang akhirnya menyebabkan ratusan karyawan mogok.

Selain itu, saat ini perusahaan juga tengah menghadapi pengaduan dari Dewan Hubungan Perburuhan Nasional yang diajukan awal bulan dengan tuduhan melakukan praktik perburuhan yang tidak adil, serta penyelidikan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa yang dikatakan telah bekerja sama dengan perusahaan.




(ara/ara)

Hide Ads