Tiga pendiri perusahaan startup berbasis di Singapura, Mdada, melakukan live streaming perdananya di Facebook untuk menjualkan produk mereka kepada konsumen.
Melalui kegiatan baru yang dilakukan Mdada, setahun kemudian perusahaan tersebut dapat menghasilkan US$ 371.087 atau setara dengan Rp 5 miliar setiap minggunya, dengan total pendapatan US$ 2,89 juta atau setara dengan Rp 41,2 miliar (Kurs 14.260) hanya dalam dua bulan pada Agustus dan September tahun ini.
Diketahui keberhasilan dan peningkatan pendapatan startup tersebut kuncinya adalah "entertainment", menurut CEO dan salah satu pendiri Mdada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertunjukan harus direncanakan, karena ini bukan sekedar jualan, ini infotainment. Hiburan harus tinggi, dan itu bisa sangat menantang karena kadang-kadang bahkan saya sendiri kehabisan ide," Kata CEO dan salah satu pendiri Mdada, Pornsak Prajakwit, Dikutip dari CNBC, Selasa (02/11/2021).
Dan bersama dengan pendiri lainnya yaitu Michelle Chia dan Addy Lee, Pornsak meluncurkan hub live streaming pertama di Asia Tenggara pada Agustus 2021 dengan tawaran 11 studio live streming pada lokasi yang sama.
Dalam live streaming di Facebook ini, produk termahal yang dijual adalah Rolex Daytona Green Dial yang memiliki harga senilai US$ 120.000 atau setara dengan Rp 1,7 miliar.
Mdada berhasil mengumpulkan lebih dari lima juta view dengan pengikut lebih dari 28.000.
Strategi penjualan melalui live streaming ini juga dikatakan Pornsak sebagai latihan bagi perusahaan dalam melakukan penjualan produk yang disebut key opinion leaders.
"Orang-orang itu belajar apa yang harus dijual, kapan harus dijual, dan kepada siapa harus dijual. Semuanya berdasarkan komisi. Jadi, semakin keras Anda bekerja, semakin banyak yang Anda dapatkan," ujarnya.
Mengenai komisi yang disebutkan, biasanya 20-30% diperoleh dari penjualan, dan tergantung pada produk yang sedang dipasarkan.
Penjualan melalui streaming membuat Pronsak menghabiskan waktu selama 12 jam di depan kamera dan hal tersebut adalah bentuk usaha perusahaan agar dapat tetap melakukan penjualan dan menjangkau konsumen dari jarak jauh di masa pandemi COVID-19. Mdada juga percaya bahwa wajahnya yang familier dapat membantu bisnis.
"Orang-orang mempercayaimu. Ketika Anda memberi tahu mereka, 'Ini adalah sesuatu yang saya gunakan, dan saya benar-benar mempercayainya,' saya kira itu lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan seseorang yang tidak dikenal wajahnya, "katanya.
Sebagai informasi tambahan, menurut Fiona Lau, pendiri Shopline mengatakan, pendafataran pedagang yang ingin mengadopsi cara penjualan melalui live streaming ini meningkat 46% selama pandemi.
(dna/dna)