Sementara itu, pihak perusahaan meyakini dari setiap penutupan gerai tidak akan memberikan dampak bagi pegawai misalnya seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dia mengatakan, pegawai akan dipindahkan ke beberapa gerai terdekat.
"Karyawan kami alihkan ke gerai-gerai terdekat, tidak ada yang di PHK," ujarnya.
Penutupan gerai tersebut memiliki sebab musabab yaitu karena kondisi keuangan Matahari yang kurang baik. Sepanjang kuartal I-2021, perusahaan mencatatkan rugi bersih Rp 95 miliar, lebih besar dibandingkan rugi bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 93 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rugi bersih ini didapat usai manajemen mencatatkan penjualan kotor mencapai Rp 2,07 triliun pada kuartal I-2021, angka itu lebih rendah 23,6% dari tahun 2020 dan lebih rendah 37,4% dari tahun 2019.
Sementara angka penjualan bersih, Matahari mencatatkan sebesar Rp 1,16 triliun atau 25,0% lebih rendah dari tahun 2020 dan 39,7% di bawah realisasi 2019.
Chief Financial Officer Matahari, Niraj Jain mengatakan bisnis perusahaan selama kuartal I-2021 masih terdampak oleh PSBB ketat yang berlaku hingga 8 Februari 2021, kemudian berlanjut dengan PPKM berskala mikro sampai saat ini diterapkan.
"Kami terus beroperasi dalam situasi makro yang menantang. Kami memastikan pengendalian yang ketat atas beban operasional dan belanja modal," katanya beberapa waktu yang lalu.
(dna/dna)