Lagi Digodok, Bursa Perdagangan Kripto Bakal Meluncur Akhir 2021

Lagi Digodok, Bursa Perdagangan Kripto Bakal Meluncur Akhir 2021

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 04 Nov 2021 07:15 WIB
Jakarta -

Kementerian Perdagangan menjadi kementerian yang menaruh perhatian besar pada perkembangan industri kripto di tanah air. Memang, melalui Bappebti, Kemendag memiliki tugas dan wewenang untuk menjaga perdagangan komoditas.

Sejak munculnya aset kripto di Indonesia dan semakin tenar dengan segala kontroversinya, Kemendag selalu menegaskan akan mengatur dan membuat regulasi. Salah satunya dengan mendirikan bursa perdagangan khusus kripto. Publik pun kini semakin menantikan kapan bursa itu terbentuk.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan bahwa saat ini proses mendirikan bursa perdagangan kripto masih terus dilakukan. Ditargetkan bursa kripto akan diluncurkan pada akhir tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses sudah kami lakukan, mudah-mudahan kalau tidak ada aral melintang di tahun ini. Tapi kalau ada delay sedikit mungkin tidak terlalu lama," ucapnya dalam acara d'Mentor, Rabu (3/11/2021).

"Tapi proses sudah kami lakukan, mulai dari mengikat secara lebih detil, profil dari calon member yang masuk ke bursa, untuk membentuk sistemnya, jaringannya dan seterusnya sedang kami proses," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Jerry menegaskan, membuat bursa kripto sudah pasti akan dilakukan. Sebab hal itu merupakan amanat dari undang-undang yang menyebutkan bahwa setiap perdagangan komoditas harus dilakukan melalui bursa.

"Karena memang prioritas kami adalah bagaimana melaksanakan amanat undang-undang dan memberikan perlindungan kepada konsumen," ucapnya.

Jerry juga menegaskan, kripto di Indonesia selalu dianggap sebagai komoditas bukan alat pembayaran. Oleh karena itu dia selalu menyebutnya sebagai aset kripto bukan crypto currency.

Jerry mengakui industri kripto di Indonesia semakin besar. Data per September 2021 transaksi dari awal tahun sudah mencapai lebih dari Rp 600 triliun.

"Itu sudah mencapai angka yang sangat signifikan. Lalu average per hari hampir Rp 3 triliun. Dibandingkan 2020 hanya Rp 65 triliun. Jadi bisa kita lihat ini kenaikannya luar biasa, dan demografinya data yang masuk ke kami pelakunya pada umumnya di kisaran usia 20-30 tahun, jadi generasi muda," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Perdagangan Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda mengibaratkan industri kripto di Indonesia seperti bayi yang baru lahir. Sekitar 2-3 tahun lalu bayi ini terlahir prematur, namun sekarang sudah hampir sempurna.

"Bayi prematur, karena dari segi adopsinya masih dipertanyakan, penerapan aturannya belum proven. Kemudian berjalannya waktu sampai sekarang kalau dilihat rencana dari Pak Wamen dan Bappebti adanya bursa itu menunjukkan industri kripto semakin berkembang dan proses legitimasinya lebih baik lagi," tambahnya.

(das/eds)

Hide Ads