Aktivitas masyarakat sudah mulai bergerak setelah terhambat akibat COVID-19 varian delta. Dengan naiknya mobilitas masyarakat, pemerintah optimistis dengan penerimaan pajak tahun ini.
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak, Yon Arsal mengungkapkan hingga akhir September 2021 penerimaan pajak mencapai Rp 850 triliun dari target Rp 1.229,59 triliun.
"Masih cukup banyak yang harus dikumpulkan, ini insyaallah sudah mencapai target outlook di laporan semester I tahun ini" kata dia di KPP Madya Denpasar, Bali, Kamis (4/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya penerimaan pajak ditargetkan tumbuh 6,6%. Lalu sekarang sudah mencapai 13,25%.
Menurut dia, tren pertumbuhan penerimaan pajak secara bulanan terus membaik. Dari 4,9% pada Juni 2021 menjadi 7,5% per Juli 2021, dan per Agustus menjadi 9,5%.
Yon menyebut kondisi ini mencerminkan optimisme untuk penerimaan. "Angkanya masih sangat tricky," jelasnya.
Bagaimana perkiraan penerimaan pajak akhir tahun? Cek halaman berikutnya.
Dia mengatakan COVID-19 sangat menekan penerimaan pajak. Ia berharap tak ada lagi gelombang penularan COVID-19, sehingga tak ada lagi pembatasan aktivitas yang berimbas pada penerimaan pajak.
Dengan tak ada lagi penularan COVID-19, diharapkan penerimaan pajak dapat dioptimalkan dan bisa lebih baik. "Saya pikir faktor ekonomi dan COVID-19 akan mempengaruhi penerimaan di dua bulan mendatang," ujarnya
Memang pandemi COVID-19 membuat rasio pajak Indonesia turun dan mencapai angka terendah dari rata-rata 2015-2019 atau turun hampir 2,5 poin.
"Kita memang salah satu yang terpuruk cukup dalam. Tax ratio 2020 kita turun dibanding rata-rata 2015-2019, hampir sampai 2,5 poin, kita mengalami penurunan yang dalam akibat pandemi," jelas dia.