Sampai saat ini, Jodi menjelaskan tidak pernah sekalipun ada bagi-bagi cuan dalam bentuk dividen dari GSI. Baik untuk Luhut maupun pemegang saham lainnya.
Justru, menurutnya keuntungan GSI malah banyak digunakan untuk memberikan tes gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan. Sudah lebih dari sekitar 60.000 tes yang sudah dilakukan untuk kepentingan membantu masyarakat, termasuk juga membantu di wisma atlet.
Tak hanya Luhut, nama Menteri BUMN Erick Thohir juga disebut-sebut terlibat di GSI Lab di bawah PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Para Staf Menjawab Tudingan Menteri Main PCR |
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga sendiri telah memberikan penjelasan terkait tudingan keterlibatan Erick Thohir di tes PCR. Menurutnya, hal tersebut tendensius. Arya pun mengurai data tes PCR di Indonesia. Sampai saat ini, tes PCR telah mencapai 28,4 juta. Sementara, PT GSI yang dikaitkan dengan Erick Thohir hanya melakukan tes sebanyak 700 ribu.
"Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5% gitu. Kalau mencapai 30%, 50% itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5%," ujarnya.
Arya mengatakan, Yayasan Adaro yang dikaitkan dengan Erick Thohir sendiri hanya memegang saham 6% di GSI. Menurutnya, sangat minim perannya di tes PCR. Arya juga bilang, sejak jadi menteri, Erick Thohir tidak lagi aktif di urusan bisnis dan yayasan itu. Arya menegaskan, dugaan keterlibatan Erick di bisnis PCR jauh sekali.
"Kemudian di yayasan kemanusiaan Adaro ini, Pak Erick Thohir sejak jadi menteri tidak aktif lagi di urusan bisnis dan di urusan yayasan seperti itu. Jadi sangat jauh lah dari keterlibatan atau dikaitkan dengan Pak Erick Thohir. Apalagi dikatakan main bisnis PCR, jauh sekali," terangnya.
"Jadi jangan tendensius seperti itu kita harus lebih clear melihat semua," katanya.
(toy/fdl)