3 Fakta Harga Minyak Goreng Naik hingga Ekspor CPO Mau Disetop

3 Fakta Harga Minyak Goreng Naik hingga Ekspor CPO Mau Disetop

Siti Fatimah - detikFinance
Kamis, 04 Nov 2021 20:30 WIB
minyak goreng
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Akhir-akhir ini harga minyak goreng terus merangkak naik. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga minyak goreng terus naik dari hari ke hari.

Per hari ini, Kamis (4/11/2021) harga minyak goreng kemasan ini naik selama sepekan dari Rp 17.400 per kilogram (kg) menjadi Rp 17.850 per kg. Selain minyak goreng bermerek, harga minyak goreng curah juga mengalami kenaikan dalam sepekan dari Rp 16.550 per kg menjadi Rp 16.950 per kg. Berikut fakta-faktanya:

1. Harga Tertinggi Minyak Goreng

Harga minyak goreng kemasan bermerek tertinggi di Kota Gorontalo mencapai Rp 23.350 per kg. Harga minyak goreng curah juga tertinggi di Kota Gorontalo yaitu dibanderol Rp 21.650 per kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Biang Kerok Harga Minyak Goreng Naik

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengatakan faktor utama kenaikan harga minyak karena harga bahan baku yaitu crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah yang naik secara internasional.

"Hal ini disebabkan gangguan pasokan minyak nabati dunia yang turun sebagai akibat gangguan produksi canola oil di Kanada dan Argentina karena kekeringan tahun lalu, turunnya pasokan CPO dari Malaysia, krisis energi di beberapa negara seperti di India, China dan Eropa sehingga mengalihkan ke Bio Energi dan biaya logistik yang tinggi akibat menurunnya frekuensi kapal internasional," jelas Oke kepada detikcom, Kamis (4/11/2021).

ADVERTISEMENT

3. Ekspor CPO Akan Disetop

Dalam laporan Kementerian Perdagangan yang diterima, sebagai tindak lanjut dari kondisi harga minyak goreng yang terus merangkak naik maka pemerintah berencana menghentikan ekspor minyak sawit mentah (CPO).

"Pemerintah berencana akan menghentikan ekspor minyak sawit mentah (CPO) guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri (Arahan Presiden tanggal 13 Oktober 2021 di Lemhanas)," tulis laporan tersebut.

Saat ditanya perihal kabar terbaru mengenai rencana menyetop ekspor minyak sawit tersebut, Oke enggan memberikan penjelasan lebih jauh. Rencana menghentikan ekspor barang mentah salah satunya CPO juga sempat diutarakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disampaikannya saat ia menjadi pembicara dalam pembukaan Rakernas I sekaligus HUT ke-47 PDI-Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/1/2020).

Menurutnya CPO jangan terus-terusan diekspor karena bisa diolah menjadi produk jadi atau setengah jadi, misalnya biodiesel 20% (B20) atau (B30). Menurut Jokowi jika dengan program B30, yang nanti dikembangkan menjadi B50 hingga B100, pemerintah bisa menekan impor minyak yang ujungnya bisa menghemat uang negara.

"Bayangkan dengan menjadikan CPO kita ke B30, kita menghemat kurang lebih Rp 110 triliun per tahun dan nantinya kalau sampai kepada B50 yang jelas lebih Rp 20 triliun. Kalau ini semua bisa masuk ke B100 saya tak bisa bayangkan bahwa kita sudah tidak impor minyak lagi, semua yang kita pakai adalah biodiesel," tutur Jokowi.




(ara/ara)

Hide Ads