Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi. Selain itu BPS juga mengeluarkan data tentang pengangguran terkini.
Indonesia sudah keluar dari resesi pada pertengahan 2021 lalu. Sekarang ekonominya tumbuh 3,51% di kuartal III-2021 semakin jauh meninggalkan resesi.
Berikut 3 fakta soal data ekonomi RI terbaru:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Penyebab Ekonomi RI Melambat
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ekonomi di akhir September 2021 itu juga tumbuh 1,55% jika dibandingkan kuartal II-2021. Meski demikian, capaian ini melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh hingga 7,07% atau tertinggi sejak 2004.
"Bila kita bandingkan kuartal III-2020 atau year on year itu tumbuh 3,51%," katanya saat jumpa pers secara virtual, Jumat (5/11/2021).
Menurut Margo, banyak peristiwa yang terjadi di tengah pandemi COVID-19 yang menahan laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu yang paling berpengaruh adalah berlakunya PPKM di tengah serangan varian Delta COVID-19.
"Dikarenakan tadi ada berbagai peristiwa dan juga berpengaruh besar adanya PPKM itu mengganggu aktivitas ekonomi secara keseluruhan," katanya.
Namun demikian, Margo melihat ekonomi Indonesia sudah masuk dalam tren positif. Bisa dibilang ekonomi Indonesia sudah mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi dan makin jauh meninggalkan resesi.
2. Konsumsi Rumah Tangga Kurang Nampol
BPS mencatat konsumsi rumah tangga Indonesia di sepanjang kuartal III-2021 hanya tumbuh 1,03% secara tahunan atau year on year (yoy). Angka itu melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal II-2021 yang tumbuh 5,96%.
Margo menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan konsumsi rumah tangga di kuartal III-2021 hanya tumbuh 1,03%. Di antaranya karena untuk komoditas sandang, suku cadang dan aksesoris, serta peralatan informasi telekomunikasi mengalami kontraksi masing-masing -14,27%, -9,29% dan -32,38%.
Selain itu juga dari sisi jumlah penumpang angkutan rel dan udara baik domestik maupun internasional masing-masing mengalami kontraksi sebesar 40,1% dan 23,3%.
Sedangkan yang menahan konsumsi rumah tangga masih bisa tumbuh 1,03% adalah penjualan eceran untuk komoditas makanan, minuman dan tembakau tumbuh 5,79%. "Masih menguat dibanding triwulan III-2020," tambahnya.
Selain itu untuk nilai transaksi uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit masih tumbuh 9,42%. Menguat dibanding kuartal III-2020 yang terkontraksi sebesar Rp 8,75%.
Lanjutkan membaca -->
Simak Video "Kapolri: Aktivitas Industri Sudah Beroperasi 24 Jam, Optimistis Ekonomi Tumbuh"
[Gambas:Video 20detik]