Penuh Drama! Lika Liku Masalah Garuda Indonesia Sejak Era Soeharto

Penuh Drama! Lika Liku Masalah Garuda Indonesia Sejak Era Soeharto

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 07 Nov 2021 11:11 WIB
Infografis Armada Garuda Indonesia menyusut
Foto: Infografis detikcom/Denny

Meski mengantongi izin dari Soeharto, eksekusi rencana penggantian ini rupanya bukan perkara sederhana lantaran yang dihadapi adalah mafia. Namun Tanri tak kehabisan akal, dan mencari koleganya yang cukup berani dan cerdas untuk menghadapi mafia ini.

"Saya langsung hubung kawan saya Robby Djohan beliau yang cukup gila untuk menghadapi mafia-mafia itu, jadi saya percayakan ke dia," tuturnya.

Namun, Robby tak serta merta menerima tawaran tersebut. Robby menyampaikan dua syarat, yakni hanya bekerja 6 jam per hari dan seluruh kewenangan menunjuk direksi diserahkan padanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah memenuhi syarat tersebut, Garuda mulai berbenah. Langkah pertama adalah menggalang dana dengan mencari investor potensial agar maskapai ini dapat bernafas. Dimulailah cerita Garuda sebagai perusahaan senilai US$ 1.

"Saya bilang ke Robby, kamu cari investor supaya ada investor masuk kita enggak ada duit. Dia datang ke saya bilang kalau Garuda hanya dihargai US$ 1. Untuk perusahaan yang negative equity, nilai US$ 1 itu sudah sangat bagus kata Robby," cerita Tanri.

ADVERTISEMENT

Dari situlah, akhirnya Tanri bersama Robby dan jajaran direksi yang sudah dibentuknya bertekad untuk meningkatkan nilai perusahaan. Jalan pertama adalah menggagalkan 8 kontrak berbau KKN dengan nilai yang cukup besar.

Setelah itu, tim lantas mencari sosok untuk menduduki jabatan sebagai direktur keuangan. Tanri pun merelakan sekretaris kementerian yakni Ghani untuk jadi anak buah Robby di Garuda Indonesia.

Langkah itu berhasil hingga membawa garuda kembali mampu mengepak sayapnya. Perkembangannya pun diwarnai lika-laku hingga akhirnya Emirsyah Satar bergabung dan perusahaan tersebut bernilai miliaran dolar.

"Air mata saya keluar tatkala mau IPO, 1 dolar dan sekarang setelah 13 tahun kemudian jadi 1 billion dollars," ucap dia kala itu.

Lanjutkan membaca -->



Simak Video "Perusahaan Penerbangan Indonesia Kurangi Jumlah Pesawat"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads