Sri Mulyani Rogoh Kocek Negara Rp 4,3 T Demi Kereta Cepat

Sri Mulyani Rogoh Kocek Negara Rp 4,3 T Demi Kereta Cepat

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 09 Nov 2021 07:20 WIB
Terowongan Kereta Cepat
Foto: Herdi Alif Al Hikam

3. Dicecar Anggota DPR

Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad pun mempertanyakan sikap pemerintah yang tidak konsisten terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang semula murni bisnis antara BUMN Indonesia dan perusahaan China, kini ikut dimodali oleh APBN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas perubahan skema pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung yang tadinya fundamentalnya adalah B2B (business to business) dengan dibentuknya konsorsium BUMN dengan perusahaan Tiongkok: Kereta Cepat Indonesia-China atau KCIC," katanya dalam rapat kerja dengan Sri Mulyani.

Seharusnya, lanjut dia proyek tersebut dibuat dalam skema yang konsisten sebagaimana rencana awal, yaitu B2B sehingga tidak ada campur tangan APBN di dalamnya. Oleh karenanya dia meminta penjelasan ke Sri Mulyani.

ADVERTISEMENT

Anggota Komisi XI DPR RI Bertu Merlas juga meminta penjelasan serupa kepada Sri Mulyani selaku bendahara negara. Dia juga sedikit menyinggung proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sempat direncanakan akan menggandeng Jepang.

"Ada yang sedikit mengganjal seperti yang telah disampaikan oleh teman-teman tadi, pertama masalah kereta api Jakarta-Bandung. Dulu kita sama-sama tahu bahwa ada cerita antara China dan Jepang dan ini B2B, tiba-tiba ini ada APBN. Saya ingin meminta penjelasan lebih lanjut dari Bu Menteri," tambah Bertu.

4. Jelaskan Manfaat Seperti Tol Jagorawi

Bendahara negara itu menjelaskan bahwa saat Tol Jagorawi dibangun, dulu juga sempat diragukan karena dinilai tidak feasible (layak). Namun kini jalan bebas hambatan tersebut sudah dilalui banyak kendaraan.

"Jalan Tol Jagorawi waktu Pak Harto dulu membuat kan dianggapnya belum feasible. Tapi sekarang sudah menjadi overcrowded. Jadi kita mungkin juga perlu untuk melihat semuanya," kata dia.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu pun menjelaskan bahwa terkadang pembangunan proyek strategis nasional (PSN) baru akan memiliki dampak terhadap perekonomian setelah bertahun-tahun pasca selesai dibangun.

"Tapi make sure (yakinkan) bahwa sama seperti proyek strategis nasional, kadang-kadang suatu proyek itu kita jalankan mungkin baru punya nilai ekonomi yang bagus itu 20 tahun kemudian," tuturnya.

Kementerian Keuangan, lanjut dia bekerja sama dengan kementerian/lembaga (K/L) terkait lainnya demi memastikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki manfaat ekonomi yang optimal.


(toy/eds)

Hide Ads