Warga China Panic Buying! Ini yang Diborong Sampai Rak Kosong

Warga China Panic Buying! Ini yang Diborong Sampai Rak Kosong

Siti Fatimah - detikFinance
Selasa, 09 Nov 2021 13:23 WIB
An employee attends to a customer at a supermarket in Beijing, China, Wednesday, Nov. 3, 2021.  A recent seemingly innocuous government recommendation for Chinese people to store necessities for an emergency quickly sparked scattered instances of panic-buying and online speculation of imminent war with Taiwan. (AP Photo/Ng Han Guan)
Warga China Heboh Borong Makanan/Foto: AP/Ng Han Guan
Jakarta -

Para lansia di Beijing, China baru-baru ini dilaporkan menimbun kubis setelah Kementerian Perdagangan mengimbau untuk menyimpan cadangan makanan. Seperti yang dilakukan nenek berusia 62 tahun yang rela mengantre demi mendapatkan kubis.

"Jika hujan atau salju dan Anda tidak bisa keluar, setidaknya Anda memiliki sayuran di rumah," kata nenek itu dikutip dari South China Morning Post, Selasa (9/11/2021).

Masyarakat China memang memiliki budaya menyimpan kubis berlusin-lusin. Sayuran kubis ini bisa tetap segar selama berbulan-bulan dan dapat digunakan sebagai bahan masakan lokal apalagi selama musim dingin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah China mengeluarkan pengumuman untuk 'menimbun' kebutuhan sehari-hari menjelang musim dingin dan menyusul lonjakan harga sayuran, sehingga pasokan dan stabilitas harga sayuran dapat kembali stabil.

Selain itu, kebijakan tersebut juga dibuat untuk merespons wabah virus Corona yang berkembang. Kebijakan tersebut jadi pemicu terjadinya fenomena panic buying yang baru-baru ini viral di media sosial setempat.

ADVERTISEMENT

"Setiap tahun volume penjualan (kubis) tinggi. Tetapi setelah pengumuman (pemerintah) itu keluar, semua orang bergegas untuk membeli lebih banyak lagi," kata Jia Jinzhi, seorang petani yang menjual kubis di pasar grosir Xinfadi Beijing.

Supermarket batasi pembelian. Cek di halaman berikutnya.

Akhirnya, supermarket pun membatasi pembelian, per orang hanya diperbolehkan membeli tiga kubis saja. Namun stok kubis sudah habis sejak pukul 09.00 pagi waktu setempat.

"Ini adalah kebiasaan Beijing," kata wanita bermarga Zhao, saat keluar dari supermarket Wumart dengan membawa tiga kubis.

Dia mengatakan, untuk mendapatkan kubis ia harus membayar tiga kali lipat dari harga tahun lalu, atau 1 yuan (16 sen AS) sekitar Rp 2 ribu per setengah kilogram (kg).

Pembeli kubis lainnya yang bermarga Sun mengatakan, harga kemungkinan naik berlipat ganda hingga musim dingin, sehingga mau tidak mau mereka membeli sekarang meskipun harganya naik.

"Anda bisa menyimpannya selama dua atau tiga bulan. Anda meletakkannya di luar, cari selimut katun untuk menutupinya," katanya.

Mereka adalah termasuk pensiunan yang berbelanja tidak menggunakan aplikasi. Beberapa di antaranya rela mengantre untuk mendapatkan kubis.



Simak Video "Imbauan Timbun Makanan China, Dikira Warga Taiwan Terkait Perang"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads