Korea Selatan dilanda panic buying. Namun barang yang dibeli bukan makanan, melainkan urea yang digunakan untuk mengurangi emisi di mobil diesel dan industri.
Mengutip Reuters, Jumat (12/11/2021), panic buying terjadi karena pemerintah menerapkan penjatahan pembelian larutan urea. Untuk kendaraan penumpang dibatasi maksimal 10 liter dan kendaraan komersial 30 liter.
Pemerintah juga melarang penjualan kembali produk larutan urea. Kebijakan ini kemungkinan akan diterapkan hingga akhir tahun.
Baca juga: Biang Keladi Panic Buying Warga China |
Para produsen dan penjual juga diharuskan melaporkan semua data impor, produksi, penjualan, dan inventaris kepada pemerintah setiap harinya. Pemerintah Korsel juga melarang ekspor untuk produk tersebut.
Penjualan larutan urea hanya diperbolehkan di SPBU dengan pengecualian bahwa pemasok larutan urea memperoleh izin terlebih dahulu dari pihak berwenang.
Pengemudi mobil diesel diharuskan untuk memberikan identifikasi dan nomor registrasi mobil mereka saat membeli larutan urea di SPBU.
Perdana Menteri Korea Selatan Kim Boo-kyum pun meminta maaf atas hal ini. Dia mengakui gagal mengantisipasi kekurangan dan mengatakan dibutuhkan waktu untuk dinormalisasi.
Sekadar informasi, masyarakat Korsel terutama pengemudi kendaraan diesel mulai panik membeli larutan urea setelah bea cukai China bulan lalu memperkenalkan persyaratan ekspor baru.
Kebijakan itu secara efektif menghentikan ekspor guna meningkatkan pasokan dalam negerinya. Menurut data perdagangan periode Januari-September, hampir 97% produk urea Korsel berasal dari China.
Lihat juga Video: Lonjakan Kasus Covid-19 di China
(das/ara)