Tekan Harga, Minyak Goreng Rp 14.000/Liter Digelontorkan!

Tekan Harga, Minyak Goreng Rp 14.000/Liter Digelontorkan!

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 13 Nov 2021 07:00 WIB
Cooking meal in a pot. Bottle of Extra virgin oil pouring in to pot for cooking meal. Healthy food concept.
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Cunaplus_M.Faba
Jakarta -

Belakangan masyarakat dibikin resah harga minyak goreng mahal. Lantas, apa solusi jangka pendek pemerintah mengatasi masalah minyak goreng mahal?

Pemerintah pun menggandeng produsen minyak goreng yang tergabung dalam Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) dan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI), bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebar minyak goreng di bawah harga pasar, yaitu Rp 14.000/liter.

"Langkah jangka pendek sudah dibicarakan antara produsen minyak goreng yang tergabung di GIMNI dan AIMNI bekerja sama dengan APRINDO untuk menyediakan 11 juta Liter MIGOR (minyak goreng) dalam bentuk kemasan sederhana dijual dengan harga di bawah pasar yaitu 14000/L," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan kepada detikcom, Jumat (12/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam waktu dekat akan segera direalisasikan. Secepatnya, kan harus ada mekanisme distribusinya," sambung mantan Dirjen Perdagangan Luar Negeri itu.

Oke juga menjelaskan 11 juta liter minyak goreng itu disebar ke department store dan minimarket se-Indonesia. Totalnya mencakup 45.000 gerai.

ADVERTISEMENT

"Nasional 45.000 gerai. Department Store dan minimarket," tambahnya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Tonton juga Video: Sepekan Harga Minyak Goreng Curah-Kemasan Alami Kenaikan di Purwakarta

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, Oke telah mebeberkan penyebab harga minyak goreng melonjak. Dijelaskan, karena adanya berbagai hambatan di berbagai negara yang memacu harga internasional juga naik.

"Kanada dan Argentina sebagai pemasok Canola Oil terjadi gangguan panen sehingga produksinya turun sekitar 7% dan menyebabkan turunnya pasokan dunia," katanya kepada detikcom melalui pesan singkat, Jumat pekan lalu (5/11/2021).

Bukan itu saja, produksi crude palm oil (CPO) Malaysia turun sekitar 8%. Pemicunya lantaran kekurangan tenaga kerja imbas pandemi COVID-19.

"Krisis energi di beberapa negara , India, China, Eropa, sehingga mengalihkan ke bioenergi termasuk biodiesel. Biaya logistik tinggi (akibat pandemi) karena penurunan frekuensi pelayaran sehingga space kapal angkut terbatas juga berdampak pada kelangkaan kontainer internasional," pungkasnya.


Hide Ads