Jakarta -
Akhir-akhir ini GoTo tengah diterpa isu dugaan plagiasi merek yang digunakan dari hasil merger Tokopedia dan Gojek. Perusahaan ini digugat dan diminta membayar ganti rugi Rp 2 triliun oleh PT Terbit Financial Technology.
GoTo merupakan merger antara dua unicorin yakni Gojek dan Tokopedia. Lalu bagaimana sejarah kedua raksasa tersebut?
Gojek
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari laman resminya, Minggu (14/11/2021) Gojek merupakan hasil buah pikir anak bangsa, yakni Nadiem Makarim. Ia mendirikan Gojek pada tahun 2010 lalu dan menjadikannya sebuah aplikasi di tahun 2015.
Sebelum mendirikan Gojek, Nadiem yang saat itu baru menyelesaikan pendidikan jurusan bisnis internasional di Brown University sempat bergabung dengan raksasa riset dan konsultan global cabang Jakarta McKinsey and Co.
Dia bekerja di McKinsey selama tiga tahun dan kemudian berinisiatif mendirikan Pemimpin Muda untuk Indonesia, sebuah program untuk mempersiapkan mahasiswa masuk dunia kerja. Itu menjadi salah satu alasan utama dia masuk ke Harvard Business School pada tahun 2009.
Nadiem sempat menuturkan, kegemarannya menggunakan layanan ojek untuk menembus kemacetan di ibukota Jakarta. Lalu dia memiliki ide untuk menyediakan call center dan mendatangkan ojek kepada pemesannya.
Akhirnya pada 2015, Gojek pun tersedia sebagai aplikasi. "Saya memulai dengan call center, dan merekrut 20 pengemudi pertama. Kemudian mereka menjadi perekrut," kata Nadiem.
"Saya mulai memasarkan hanya ke teman dan keluarga, dan pada dasarnya tumbuh dari sana, secara organik, sangat lambat," sambungnya.
Pesanan pun meledak dari 3.000 menjadi 100.000 per hari. Operasional Gojek berkembang di luar Jakarta. Pelayanannya pun bertambah ada pengiriman makanan, pemesanan tiket dan lain-lain.
Pada 2016, Gojek menjadi unicorn pertama di Indonesia dengan pesanan melonjak jadi 300.000 sehari. Tahun berikutnya, Gojek masuk dalam peringkat ke-17 dari 20 perusahaan Top Fortune yang berperan dalam mengubah dunia.
Tahun lalu, Gojek pun berhasil melebarkan sayapnya ke Vietnam, Thailand dan Singapura. Selama pandemi COVID-19, GoFood menjadi aplikasi paling berkontribusi besar dalam pengiriman dan pemesanan makanan jarak jauh.
Lanjutkan membaca ==>
Tokopedia
Didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edision. Kehadiran Tokopedia tak terlepas dari pengalaman hidup salah satu pendirinya.
Kala itu William bekerja di forum jual beli. Pria kelahiran Pematang Siantar itu kerap mendapati banyak komplain dari pengguna yang mengalami penipuan transaksi. Akhirnya timbul ide untuk membuat sebuah tempat yang terpercaya untuk jual beli online.
Meski sempat diragukan karena tidak ada latar belakang bisnis, Wiliam tetap nekat mewujudkan keinginannya itu. Akhirnya pada pada 6 Februari 2009, ia bersama Leon mendirikan Tokopedia. Pada 17 Agustus 2009, e-commerce itu resmi diluncurkan.
Pada bulan pertama berdiri, Tokopedia berhasil menggaet 509 merchants dengan 4.560 member. Jumlah transaksi yang dibukukan hanya Rp 33 juta.
Setahun berdiri, Tokopedia mengalami perkembangan signifikan. Mereka berhasil menggandeng 4.659 merchant dengan 44.785 members. Transaksi yang ditorehkan mencapai Rp 5,954 miliar.
Pada bulan pertama berdiri, Tokopedia berhasil menggaet 509 merchants dengan 4.560 member. Jumlah transaksi yang dibukukan hanya Rp 33 juta. Setahun berdiri, Tokopedia mengalami perkembangan signifikan. Mereka berhasil menggandeng 4.659 merchant dengan 44.785 members. Transaksi yang ditorehkan mencapai Rp 5,954 miliar.
Angka tersebut terus bertambah. Pada awal tahun 2017, Tokopedia telah memiliki 40 juta produk dengan 12 juta pengguna. Sementara total transaksi tembus lebih dari Rp 1 triliun per bulan. Saat ini, mereka menjelma jadi salah satu e-commerce terbesar di Indonesia.
Meski awalnya William mengaku sulit mendapatkan suntikan dana, berkat sejumlah pencapaian Tokopedia, sejumlah investor mulai berdatangan. Tercatat beberapa di antaranya East Venture, CyberAgent Venture dan Softbank.
Setelah mendapatkan modal yang sangat besar, Tokopedia makin berlari kencang. Saat ini, valuasi Tokopedia sudah tembus lebih dari USD 7,5 miliar.
Lanjutkan membaca ==>
Merger GoTo
Pada pertengahan 2021, dua perusahaan anak bangsa ini pun bersatu (merger) untuk menciptakan ekosistem menyeluruh. Barulah nama GoTo itu diresmikan dan bergabungnya kedua entitas ini disebut-sebut menjadi grup teknologi terbesar di Indonesia.
Dari catatan detikcom, jajaran investor utama lahirnya GoTo yaitu Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, Paypal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa, dan Warburg Pincus.
CEO dan Co-founder Gojek Kevin Aluwi mengungkapkan kombinasi kedua perusahaan ini akan memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen didukung oleh jaringan mobilitas tercepat dan terbesar dari para mitra driver dan merchant. Total transaksi GoTo secara grup tembus US$ 22 miliar atau setara dengan Rp 312,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.200).
Namun menjelang akhir tahun, mereka menghadapi permasalahan dugaan plagiat nama gabungan perusahaan, GoTo. Hingga saat ini, proses tersebut masih bergulir di pengadilan.
Simak Video "Rebutan Nama GoTo, Gojek dan Tokopedia Dilaporkan ke Polda Metro"
[Gambas:Video 20detik]