Inflasi China Gila-gilaan, Ini Dampaknya ke Indonesia

Inflasi China Gila-gilaan, Ini Dampaknya ke Indonesia

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 15 Nov 2021 12:57 WIB
China bersiap untuk melakukan vaksinasi pada anak usia 3 hingga 11 tahun. Vaksinasi itu dilakukan guna mengantisipasi melonjaknya kasus COVID-19 baru.
Inflasi China Gila-gilaan, Ini Dampaknya ke Indonesia
Jakarta -

Sekarang ini inflasi China sudah tidak dapat dicegah lagi. Sebab Badan Statistik Nasional China telah menyatakan kalau negara tersebut tengah menghadapi inflasi pada Oktober 2021.

Inflasi yang sedang dihadapi oleh Negeri Tirai Bambu itu nampak dari Indeks Harga Produsen atau Producer Price Index (PPI) melonjak 13,5%. Hal itulah yang menandakan kalau saat ini China tengah menghadapi inflasi tertinggi sejak 26 tahun lalu.

Lantas, apa dampak dari inflasi China terhadap Indonesia?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Pengamat Ekonomi dari Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengatakan kepada detikcom kalau RI juga dapat terkena dampak dari inflasi China ini. Menurutnya hal itu sulit dicegah.

"Pertama biaya produksi akan naik akibat kenaikan harga bahan bakar dan kedua dari impor bahan setengah jadi dari China. Indonesia masih mengandalkan banyak bahan setengah jadi dari China yang sekarang mengalami kenaikan cukup tajam," katanya kepada detikcom, Sabtu (13/11/2021).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, sudah diperkirakan sejak lama inflasi akan meningkat, bukan saja di China tapi juga di dunia.

"Inflasi AS juga naik pesat, yang mana sebenarnya sudah diperkirakan sejak lama. Di China, cuaca buruk menambah masalah dan inflasi meningkat. Yang lebih dikhawatirkan adalah Kenaikan indeks harga produsen yang mana tidak tercermin di inflasi," tambahnya.

Dia menyebut, salah satu pemicu utama melonjaknya inflasi dunia adalah kenaikan harga bahan bakar yang cukup tinggi seperti BBM dan batu bara. Hal itu membuat biaya produksi naik.

Selain itu, sebelumnya Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira juga telah menyatakan kalau inflasi China dapat berpengaruh pada ekonomi RI dalam jangka pendek. Katanya, hal itu sudah menjadi rahasia umum. Karena jual beli barang di Indonesia sebagian merupakan hasil impor dari China.

"Inflasi di China bisa memiliki transmisi ke ekonomi di Indonesia dalam jangka pendek. Mahalnya harga kebutuhan pokok, bahan baku dan harga energi akan mempengaruhi harga jual barang-barang impor asal China," kata Bhima kepada detikcom, ditulis Jumat (12/11/2021).

Menurutnya, sedikit saja perubahan harga di tingkat produsen China maka harga yang akan sampai di tingkat konsumen Indonesia otomatis akan lebih mahal.

"Barang barang elektronik, pakaian jadi dan makanan jadi salah satu yang sensitif terhadap gangguan biaya produksi di China. Itu baru dari sisi barang impor ya," ujarnya.

Kemudian, dampak yang lebih buruk bisa saja terjadi jika inflasi China mempengaruhi harga komoditas di Indonesia. Misalnya untuk komoditas seperti Gandum dan Jagung.

"Harga gandum dilansir dari Tradingeconomics terpantau naik 9,5% dibanding bulan lalu. Disusul jagung yang naik 8,5% pada periode yang sama bisa mempengaruhi harga pakan ternak. Masalah bertambah kompleks karena ada ancaman La Nina yang membuat produksi pangan dalam negeri menurun," pungkasnya.

Oleh sebab itu dapat dilihat bahwa inflasi China ini sedikit banyak dapat mempengaruhi Indonesia, terutama pada kenaikan harga komoditas tertentu.


Hide Ads