Pandemi COVID-19 yang terjadi hampir dua tahun ini membuat banyak sektor tertekan. Misalnya sektor perjalanan keagamaan haji dan umrah. Akibat pembatasan yang dilakukan demi menekan penyebaran virus, tak ada lagi orang yang melakukan perjalanan haji dan umrah.
Selain itu pemerintah Arab Saudi juga menutup pintu kunjungan dari berbagai negara. Hal ini membuat pelaku usaha mengalami tekanan besar. Selama dua tahun tak ada pendapatan untuk menjalankan bisnis.
Ketua Dewan Pembina Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umroh (Forum Sathu) Fuad Hasan Mansyur mengungkapkan padahal selama ini, jika tak ada pandemi penyelenggaraan haji dan umrah turut berkontribusi ke perekonomian nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, pihaknya mengharapkan agar pemerintah bisa membantu pelaku usaha untuk tetap bisa bertahan di masa pandemi ini.
Baca juga: Kapan Jemaah RI Bisa Berangkat Umrah Lagi? |
"Kami juga sebagai mitra pemerintah datang ke pak Menko untuk memberikan masukan dan keluh kesah serta mendapat secercah harapan," ujar dia.
Apalagi selama 2 tahun terakhir tidak ada perjalanan haji dan umrah sehingga membuat pemasukan dan bisnis tersendat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah berupaya untuk membantu pelaku usaha dengan terus melakukan pembahasan dan diplomasi di Arab Saudi untuk kegiatan umrah dari Indonesia.
Apalagi saat ini kerajaan Arab sudah mengakui vaksin Sinovac dan Sinopharm. Sebelumnya pemerintah Arab Saudi hanya mengakui vaksin AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson.
(kil/fdl)