Viral 'Mbak-mbak SCBD' Tampil Kece tapi Gaji Pas-pasan, Benar Nggak Sih?

Viral 'Mbak-mbak SCBD' Tampil Kece tapi Gaji Pas-pasan, Benar Nggak Sih?

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 18 Nov 2021 18:07 WIB
ilustrasi gaya ngantor mbak-mbak SCBD.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Tzido Ilustrasi gaya mbak-mbak SCBD
Jakarta -

Warga Twitter tengah memperbincangkan para wanita karir yang bekerja di perusahaan di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) yang rata-rata tampil penuh gaya. Para warganet menamai mereka sebagai mbak-mbak SCBD.

Perbincangan ini bermula dari sebuah unggahan tulisan yang berisi opini tentang mbak-mbak SBCD yang tampil gaya tapi ternyata gaji mereka juga pas-pasan.

Dalam foto yang diunggah salah satu akun itu, disebut gaji karyawan kawasan SCBD itu hanya kisaran Rp 5 juta sampai Rp 6 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagian kecil lagi berpenghasilan di atas 10 juta, hanya sedikit yang berhasil di atas 30 juta dan jauh lebih sedikit yang berpenghasilan di atas 50 juta," kata dalam foto yang diunggah salah satu akun @jod********, dikutip Kamis (18/11/2021).

Memangnya berapa sih gaji staff di kawasan SCBD?

ADVERTISEMENT

Chairman Asosiasi Praktisi dan Profesional SDM Future HR Audi Lumbantoruan mengungkap untuk di kawasan SCBD untuk entry level atau tingkat awal kisaran gajinya mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 10 juta.

"Itu staf. Kalau memang dia udah senior mungkin bisa Rp 12 juta hingga 15 juta. Tetapi sekali lagi jangan menggeneralisasi karena industri dan model bisnis itu juga berpengaruh," katanya kepada detikcom.

Mengenai gaji juga disebut tergantung dari standar masing-masing perusahaan. "Artinya perusahaan itu memberikan salary itu dengan mempertimbangkan apa, pengalaman, background education, job marketnya seperti apa, itu ada standarnya," lanjutnya.

Menanggapi soal gaya hidup karyawan SCBD yang terkenal high class, menurutnya itu hal yang wajar mengingat lingkungan di SCBD menjadi lingkungan percontohan dan elit.

"Tetapi ya sebenarnya tergantung bagaimana pembawaan kita. Kalau gaya itu kan ujungnya bagaimana acceptance kita di tengah masyarakat. Bahayanya kalau sudah konsumtif, berusaha untuk mendapatkan jadi melakukan pinjaman atau kredit ya," tuturnya.

Tonton video: 'Nasib Kripto Pasca Fatwa Haram MUI'

[Gambas:Video 20detik]




(das/das)

Hide Ads