Pemakaian pupuk berlebih kerap dianggap meningkatkan produktivitas. Padahal, pemakaian pupuk yang berlebih bikin petani boros dan bisa merusak lahan.
PT Pupuk Indonesia (Persero) pun mendorong petani untuk menerapkan pemupukan berimbang. Selain bermanfaat untuk keberlanjutan pertanian, pemupukan berimbang ini juga dapat mengefisienkan penggunaan pupuk.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia, Nugroho Christijanto dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan Pupuk Berimbang bersama Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Lampung, Kamis (18/11/2021). Nugroho mengatakan, sampai saat ini masih banyak petani yang menggunakan pupuk secara berlebihan atau tidak sesuai rekomendasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menjadi tantangan di lapangan, bagaimana kita dapat mensosialisasikan kepada petani mengenai tata cara pemupukan berimbang, agar pupuk yang dipakai efisien, tidak boros," kata Nugroho dalam keterangannya.
Baca juga: Siapa yang Kuasai Pasar Pupuk Non Subsidi? |
Nugroho mengatakan, penerapan pemupukan berimbang juga dapat mendorong hasil panen yang lebih baik. Adapun contoh formulasi pemupukan berimbang untuk komoditas padi adalah 5:3:2 dengan rincian 500 kg pupuk organik, 300 kg pupuk NPK, dan 200 kg pupuk urea.
"Kami berharap dengan penerapan pemupukan berimbang yang didukung oleh teknologi dan infrastruktur pertanian yang baik, akan dapat meningkatkan produktivitas yang berujung kepada meningkatnya pendapatan petani," katanya.
Menurut Nugroho, penerapan pemupukan berimbang menjadi solusi di tengah ketersediaan pupuk subsidi yang terbatas dan tingginya harga pupuk komersil, sehingga tidak semua petani memperoleh pupuk subsidi sesuai dengan kebutuhannya.