Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra bersama manajemen sedang mati-matian membuat maskapai pelat merah tersebut selamat dari kebangkrutan dan mengubah rugi jadi untung. Meskipun, jalan yang harus dilalui sangat tidak mudah.
"Interaksi saya sama mereka (pemerintah) nggak pernah sama sekali (ingin Garuda pailit). Ceritanya panjang soalnya, Garuda ini bukan cuma PT, airlines, ini di hati banyak orang dan sejarahnya kan ke mana-mana," kata Irfan dalam program Blak-blakan detikcom yang tayang Senin (22/11/2021).
Saat ini Garuda sedang melakukan komunikasi insentif untuk melakukan negosiasi utang dengan lessor (pihak yang menyewakan atau menyediakan jasa pesawat) dan kreditur yang jumlahnya mencapai 800. Meskipun butuh waktu lama, dia yakin respons-nya akan positif.
"Ada yang ngambek, ada yang marah, ada yang baik hati 'udah nggak usah dipikirin utang Anda nanti kalau sudah ada kita ngomong', macam-macam lah ragamnya karena kita punya 800 kreditur. Tapi kan kita mesti datang dengan proposal, nah itu sudah kita masukkan. Menurut saya sih kalau dalam bisnis, proposal yang kita masukkan memang sadis artinya utangnya dipotong, tapi dalam bisnis rasional," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, pria kelahiran 24 Oktober 1964 itu juga bicara mengenai progres restrukturisasi, alasan mengurangi jumlah pesawat dan karyawan, hingga rencana bisnis Garuda ke depan. Selengkapnya, saksikan di program Blak-blakan detikcom.
(aid/zlf)