Presiden Joko Widodo menargetkan tahun depan Indonesia bisa surplus neraca perdagangan dengan China.
Saat ini China merupakan salah satu negara mitra dagang yang paling besar di Indonesia. Jokowi menyebut dengan China neraca perdagangan Indonesia defisit hingga US$ 18,41 miliar.
Kemudian pada Oktober tercatat defisit US$ 1,5 miliar. "Khusus ke China yang dulu defisit, tahun depan Insya Allah surplus dengan China," kata dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021, Kamis (24/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data BPS pangsa ekspor Indonesia paling banyak memang ke China yang mencapai 28,22%, lalu Amerika Serikat (AS) 11,14% lalu Jepang 6,73%.
BPS juga mencatat pada Oktober 2021 secara bulanan neraca perdagangan RI surplus US$ 5,73 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan surplus September yang mencapai US$ 4,37 miliar dan Oktober 2020 yang surplus US$ 3 miliar.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan jika surplus disebabkan karena ekspor pada Oktober 2021 yang mencapai US$ 22,03 miliar. Sementara itu, nilai impor lebih kecil dibandingkan ekspor yaitu US$ 16,23 miliar.
Kinerja ekspor Indonesia didorong oleh migas yang mencapai US$ 1,03 miliar atau naik 9,91% dibanding bulan sebelumnya US$ 930 juta. Kemudian untuk ekspor nonmigas US$ 21 miliar atau naik 6,75% dari sebelumnya US$ 19,67%.
Simak video 'Kekesalan Jokowi ke Pemprov Gegara Dana 'Ngendap' di Bank Tembus Rp 226 T':