Belakangan ini tingginya harga minyak goreng banyak dikeluhkan masyarakat. Kementerian Perdagangan memprediksi kenaikan harga minyak goreng akan berlangsung hingga tahun depan.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan menjelaskan hal itu juga terjadi di banyak negara karena kelangkaan bahan baku dan kenaikan harga crude palm oil (CPO).
"Dominasi ketergantungan oleh CPO atau kebun sawitnya itu yang menyebabkan kenaikan harga minyak goreng, dan ini berpotensi untuk terus bergerak bahkan diprediksi kuartal I-2022 masih meningkat terus. Supercycle ini memberikan berdampak negatif pada harga minyak goreng yang meningkat terus. Kemungkinan beranjak terus," kata dalam diskusi INDEF, Rabu (24/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan harga minyak goreng disebabkan berbagai faktor. Pertama, karena faktor bahan baku nabati yang minim bukan hanya di Indonesia juga terjadi di global.
"Pertama terjadi penurunan proyeksi CPO dari Malaysia angkanya 8% kemungkinan produksi dalam negeri juga akan turun dari target 48,9 juta ton akan dihasilkan 47 juta ton. Kanada minyak nabati canola oil masih terjadi penurunan di angka 6%, sehingga harga minyak goreng naik," jelasnya.
Kemudian, krisis energi di sejumlah negara juga menjadi salah satu faktor kenaikan harga minyak goreng.
"Krisis energi ini di beberapa negara yang saya pantau di India, Eropa, China," tambahnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Sepekan Harga Minyak Goreng Curah-Kemasan Alami Kenaikan di Purwakarta"
[Gambas:Video 20detik]