Amukan COVID-19 di Eropa Bikin Pemulihan Ekonomi Sirna

Amukan COVID-19 di Eropa Bikin Pemulihan Ekonomi Sirna

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 26 Nov 2021 07:20 WIB
Gelombang baru COVID-19 melanda sejumlah negara Eropa. Warga di Jerman pun ramai-ramai mendatangi pusat vaksinasi untuk mendapatkan vaksin COVID-19.
Warga di Jerman mendatangi pusat vaksinasi untuk mendapatkan vaksin COVID-19/Foto: AP Photo
Jakarta -

Meledaknya lagi kasus COVID-19 di hampir seluruh Eropa menimbulkan kekhawatiran sulitnya pemulihan ekonomi. Apa lagi negara-negara di Eropa sedang mengalami musim dingin yang bisa memperburuk keadaan.

Mengutip CNN, Kamis (25/11/2021), gelombang COVID-19 yang baru hanya memberikan dampak terbatas pada aktivitas bisnis di 19 negara di Eropa. Purchasing Managers Index (PMI) yang menjadi tolok ukur ekonomi telah naik pada November ini setelah sebelumnya anjlok ke level terendah di Oktober lalu.

Meski muncul secercah harapan, ternyata harapan itu kembali gelap. Austria mengumumkan pekan lalu akan kembali melakukan lockdown secara nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus aktif di Jerman juga memicu pertanyaan tentang apakah negara dengan ekonomi terbesar di kawasan itu juga akan menerapkan lockdown skala besar.

"Perluasan aktivitas bisnis yang lebih kuat pada bulan November telah menepis proyeksi para ekonom bahwa akan terjadi perlambatan. Tapi kondisi saat ini tidak mungkin bisa menopang pertumbuhan di kuartal keempat," kata Chris Williamson, kepala ekonom bisnis IHS Markit.

ADVERTISEMENT

Menurut Komisi Eropa, kepercayaan konsumen di kawasan Eropa turun drastis pada bulan November. IHS Markit melaporkan bahwa ekspektasi perusahaan bulan ini untuk output ekonomi memburuk menjadi terendah sejak Januari.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Ruben Segura-Cayuela, Europe Economist di Bank of America, mengatakan, saat ini dibutuhkan lebih banyak data untuk menilai seberapa besar pengaruh pembatasan sosial bagi ekonomi du daerah. Dia mencatat bahwa dengan setiap gelombang infeksi COVID-19 baru, dampak terhadap ekonomimnya semakin menurun, sebab pelaku bisnis dan konsumen sudah paham melakukan protokol kesehetan.

"Kami tahu akan ada reaksi, kami tidak tahu apakah itu akan sama dengan besaran dampaknya. Saya akan berasumsi, berdasarkan apa yang kita lihat selama beberapa bulan terakhir ini dan itu dampaknya lebih kecil," terangnya.

Seperti diketahui Eropa dipukul sangat keras oleh pandemi pada tahun 2020. Output ekonomi turun 6,3%, jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan di Amerika Serikat (AS) sebesar 3,4%.

Namun ekonomi Eropa telah rebound dalam beberapa bulan terakhir karena tingkat vaksinasi yang melonjak. Produk domestik bruto di Eropa naik 2,2% antara Juli dan September dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.



Simak Video "Eropa Diamuk Covid-19, WHO Perkirakan 2,2 Juta Nyawa Melayang"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads