Heboh Bandara Kualanamu Dituding Dijual, Benarkah?

Heboh Bandara Kualanamu Dituding Dijual, Benarkah?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 26 Nov 2021 10:14 WIB
Ilustrasi Bandara Kualanamu (Khairul-detikcom)
Foto: Ilustrasi Bandara Kualanamu (Khairul-detikcom)

Lebih rinci, dalam keterangan tertulis Angkasa Pura II dijelaskan, perusahaan mengajak mitra strategis yakni GMR Airports Consortium bersama-sama mengelola dan mengembangkan Bandara Kualanamu. GMR Airports Consortium sendiri dipilih menjadi mitra strategis setelah melalui serangkaian proses tender.

Angkasa Pura II dengan GMR Airports Consortium membentuk Joint Venture Company (JVCo) yakni PT Angkasa Pura Aviasi untuk mengelola dan mengembangkan Bandara Kualanamu. AP II sebagai pemegang saham mayoritas dengan menguasai 51% saham di PT Angkasa Pura Aviasi, sementara GMR Airports Consortium memegang 49% saham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Skema kemitraan strategis untuk pengembangan bandara ini memiliki nilai investasi kerja sama sekitar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 85,2 triliun. Termasuk investasi dari mitra strategis sedikitnya Rp 15 triliun.

Direktur Transformasi dan Portofolio Strategis AP II Armand Hermawan mengatakan kemitraan strategis ini bukan transaksi penjualan saham atau penjualan aset Bandara Internasional Kualanamu.

ADVERTISEMENT

"Saat ini pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu dilakukan oleh AP II. Sejalan dengan adanya mitra strategis, pengelolaan selama 25 tahun akan dilakukan oleh AP II dan GMR melalui JVCO yang 51% sahamnya dimiliki AP II. Nantinya pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu akan kembali seluruhnya kepada AP II setelah masa kerjasama berakhir," katanya.

"Tidak ada penjualan aset atau penjualan saham Bandara Internasional Kualanamu. Kepemilikan Bandara Internasional Kualanamu beserta asetnya 100% tetap milik AP II. JVCo hanya akan menyewa aset kepada AP II untuk dikelola selama 25 Tahun. Setelah periode kerja sama berakhir, JVCo tidak berhak lagi mengelola Bandara Internasional Kualanamu dan semua aset hasil pengembangan akan dikembalikan kepada AP II. Kemitraan dapat dianggap seperti perjanjian sewa menyewa dengan para tenant di terminal Bandara," ujar Armand Hermawan.


(acd/eds)

Hide Ads